Gugur Tertembak KKB di Intan Jaya Papua, Pratu Dedi Hamdani: Kutitipkan Rinduku Buat Ibu Tersayang
Berita daerah | 25 Januari 2021, 11:17 WIBLOMBOK, KOMPAS.TV- Salah satu personel TNI AD, Pratu Dedi Hamdani gugur setelah terlibat kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).
Kepergian almarhum yang sebenarnya menikah dua bulan lagi tersebut tentu menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabatnya.
Bahkan, sejumlah status Facebook miliknya pun tampak menyentuh hati, dimana dia sempat mengunggahnya sebelum kepergiannya untuk selamanya.
Baca Juga: Sebelum Tewas Ditembak KKB, Anggota TNI Pratu Dedi Hamdani Sempat Telepon Ibunya Tapi Tak Diangkat
Dalam akun Facebook resminya dengan nama Praja Raksaka Raksaka, Dedi sempat menuliskan curhatan atas kerinduan terhadap ibunya yang telah membesarkannya sejak kecil.
“Ku titipkan rinduku buat Ibu tersayang,” tulis Pratu Dedi dalam status Facebooknya pada 15 Januari 2011.
Selain itu pria kelahiran 30 September 1995 ini juga pernah menuliskan curhatan hatinya, bahwa akhir dari perjalanannya adalah pulang.
“Muda berkelana, tua bercerita, merantaulah sejauh manapun engkau mau, nikmatilah masa muda yg hanya sekali, tapi tetap ingat tujuan terakhirmu adalah pulang,” tulisnya pada 25 Agustus
2020.
Baca Juga: Pratu Dedi Hamdani Gugur Tertembak KKB di Papua, Ayah: Perasaan Saya Tak Karuan, Sedih
Alamarhum Dedi juga sempat menuliskan curhatan isi hatinya tentang menjadi prajurit TNI yang harus meninggalkan orang tersayangnya demi tugas negara.
“Hal terbesar yg kmi rasakan adalah, harus pergi meninggalkan org yg kmi cintai, dan tak tau kpn kmi bisa kembali,” tulis Dedi pada 17 Juli 2019 silam.
Dilansir Kompas.com, sebelumnya isak tangis keluarga pecah saat jenazah Pratu Dedi Hamdani tiba di kampung halamannya, yang berada di Desa Plambek, Lombok Tengah.
Sang ibu, Sarmiati tak kuasa menahan tangis hingga pingsan saat mengantar anaknya ke tempat peristirahatan terakhir.
Baca Juga: Dalam Sehari, Dua Prajurit TNI Gugur Usai Kontak Tembak dengan KKB, Ini Kronologinya
Sang ibu beberapa kali jatuh pingsan saat berjalan menuju tempat peristirahatan.
Tak hanya itu saat ibu Sarmiati tersadar dari pingsannya, Sarmiati kemudian meronta-ronta, ingin mendekati peti jenazah alamarhum anakannya.
Aksinya yang meronta-ronta tersebut, membuat upacara pemakaman secara militer sedikit terganggu.
“Jangan halangi saya, saya mau melihat dia dikubur,” ucap Sarmiati saat mencoba menembus barisan TNI saat upacara pemakaman Militer berlangsung.
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV