Sekolah Adat di Menjalin Ajarkan Budaya dan Menjaga Lingkungan
Berita daerah | 8 Januari 2021, 09:30 WIBLANDAK, KOMPAS.TV - Diiringi instrumen musik khas suku Dayak, para gadis-gadis suku Dayak Kanayatn ini menari mengikuti alunan. Sesekali mereka mengulang gerakan sambil bersenda gurau untuk menyelaraskan pola gerak dan irama yang ada. Mereka sedang belajar menari tarian penyambutan yang biasa digunakan berbagai kegiatan kunjungan.
Belajar tari serta musik tradisional khas suku Dayak ini merupakan bagian dari pendidikan yang diberikan anak-anak muda di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, sebagai bagian dari sekolah adat, yakni sekolah adat Samabue atau SAS.
Sekolah adat ini merupakan bagian dari Lembaga Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN.
Sekolah adat ini merupakan salah satu upaya meneruskan pengetahuan adat seni dan budaya masyarakat adat Dayak Kanayatn kepada generasi muda.
Dayak Kanayatn merupakan salah satu suku sub suku Dayak besar di Kalbar yang tersebar di setidaknya pada tujuh Kabupaten dan Kota, mulai dari Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Singkawang, Sanggau, Mempawah dan Kubu Raya.
Anak-anak yang mengikuti sekolah adat ini mulai SD hingga SMP umur 6 tahun hingga 17 tahun. Kelas yang diberikan yaitu menari, musik tradisional, meramu obat tradisional, makanan tradisional, hingga cerita rakyat.
Sekolah adat Samabue telah dibentuk sejak tahun 2016 di Kecamatan Menjalin dengan tiga komunitas di tersebar di tiga desa. Dari tiga komunitas tercatat setidaknya lebih dari 100 orang siswa.
Selain mendidik anak-anak, para relawan pendidik juga merupakan anak-anak muda desa, sebagai perpanjangan tangan dari tetua adat.
Melalui sekolah adat, anak-anak diajarkan menjaga tradisi, lingkungan sekitar dan hutan, sebab bagi masyarakat adat, alam menjadi tempat menggantungkan hidup, karena sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Penulis : KompasTV-Pontianak
Sumber : Kompas TV