Petani Kencur Berharap Pemerintah Hentikan Impor
Berita daerah | 15 Desember 2020, 08:00 WIBPetani kencur di Desa Kandangmas, kecamatan Dawe, Kudus, saat ini sudah mulai menanam kembali tanaman yang banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan obat tradisional.
Di Desa ini hampir empat puluh persen petaninya adalah para petani kencur, jahe dan kunyit, karena lahan mereka kebanyakan berada di lereng bukit dan hanya mengandalkan sistem pengairan dari sistem tadah hujan.
Sebagai petani yang tidak masuk dalam kategori menanam tanaman pokok, membuat mereka susah untuk mengakses pupuk subsidi dari pemerintah, selain itu harga jualnya juga tidak bisa stabil, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah karena kualitas hasil pertaniannya rendah karena terserang hama dan belum ada pendampingan dari dinas terkait.
Sementara itu menurut pedagang kencur dan jahe, akses untuk menjual hasil pertanian kencur jahe dan kunyit saat ini masih sulit, hal ini disebabkan karena banyaknya barang impor di pasaran, selain itu kualitas hasil pertanian kita juga kalah jika dibanding dengan barang impor.
Pihaknya berharap pemerintah dapat membantu para petani kencur dan jahe mulai dari mendapatkan bibit yang unggul hingga cara perawatannya agar hasil pertanian mereka mampu bersaing dengan produk pertanian dari luar negeri.
Saat ini harga kencur di pasaran berkisar antara dua puluh hingga dua puluh lima ribu rupiah per kilo gramnya, sementara untuk harga jahe saat ini berkisar antara dua puluh lima ribu hingga tiga puluh ribu rupiah per kilo, harga ini terbilang cukup rendah karena biasanya harga tertingginya bisa mencapai empat puluh ribu rupiah per kilogramnya.
Penulis : KompasTV-Pekalongan
Sumber : Kompas TV