Dinkes Ungkap Bahaya Kandungan Madu Palsu Banten, Bisa Keracunan hingga Kematian
Kriminal | 11 November 2020, 17:18 WIBSERANG, KOMPAS.TV - Terbongkarnya kasus madu Banten palsu membuat rupanya cukup meresahkan masyarakat.
Betapa tidak, madu Banten palsu dinilai dapat menyebabkan beragam penyakit bahkan kematian.
Hal itu diakui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian Dinkes Banten Akhrul Aprianto.
Baca Juga: Polisi: Kandungan Madu Palsu Khas Banten Bisa Buat Diabetes
Menurut dia, madu palsu jika sering dikonsumsi akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit hingga kematian.
"Dapat menyebabkan penyakit hipolic dan keracunan hingga dapat menyebabkan kematian," kata Akhrul dikutip dari Kompas.com, Rabu (11/11/2020).
Akhrul mengungkapkan, dari aspek keamanan pangan, madu palsu yang dibuat dengan campuran bahan berbahaya seperti molases, glucosa, dan fructosa dapat menimbulkan penyakit.
Selain itu, pembuatan madu Banten palsu yang diproduksi di Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, itu juga dari peralatan produksinya dapat dilihat tidak higienis.
Picu Diabetes hingga Sakit Jantung
"Dikonsumsi berkepanjangan menyebabkan diabetes atau kencing manis, obesitas, dan gangguan pencernaan," kata Akhrul.
Akhrul menuturkan, dalam satu sendok makan gula mengandung 16 kalori dan madu asli 22 kalori.
"Sistemnya di dalam pencernaan tubuh, kalau madu itu lambat dikonsumsi oleh tubuh.
Sehingga, itu aman, tetapi kalau ini bahan berbahaya, palsu dapat menyebabkan penyakit jantung juga," tandasnya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Pabrik Madu Palsu Khas Banten, Ini Peran 3 Pelaku yang Ditgangkap
Kasus Madu Palsu Banten
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Banten membongkar praktik produksi pembuatan madu palsu khas Banten.
Pada kasus tersebut, polisi menangkap tiga pelaku yang teridiri atas penjual dan pemilik pabrik pembuatan madu palsu.
Adapun ketiga pelaku yang diamankan antara lain berinisial AS. Warga Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, berusia 24 tahun itu berperan sebagai penjual.
Kemudian, TM yang merupakan warga Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pelaku berusia 35 tahun itu berperan sebagai karyawan pabrik madu.
Selanjutnya, MS yang merupakan warga Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pelaku berusia 47 tahun ini berperan sebagai pemilik pabrik madu palsu.
Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar mengatakan para pelaku nekat menjual madu palsu khas Banten karena memanfaatkan adanya pandemi Covid-19.
Sebab, masyarakat percaya madu merupakan obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga dianggap mampu menangkal virus corona.
“Kasian masyarakat ada Covid-19 merasa yakin kalau madu menjadi obat yang paling mujarab untuk menjaga daya tahan tubuh. Tapi sayang ternyata yang dikonsumsi madu palsu," kata Fiandar.
Fiandar menambahkan, terbongkarnya praktik produksi dan jual beli madu palsu ini berawal dari adanya laporan masyarakat.
Baca Juga: Bongkar Sindikat Penjual Madu Palsu, Polisi Sebut Omzet Pelaku Sudah Mencapai Miliaran Rupiah
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV