Reaksi Sultan HB X Saat Melihat Alat Deteksi Covid-19 GeNose Buatan UGM
Berita daerah | 12 Oktober 2020, 16:48 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Rektor dan peneliti UGM menemui Gubernur DIY, Sultan HB X, Senin (12/10/2020). Bukan tanpa alasan petinggi kampus negeri ternama itu menyambangi raja Yogyakarta. Mereka menunjukkan GeNose.
GeNose adalah alat yang dikembangkan oleh peneliti UGM untuk mendeteksi Covid-19 hanya lewat embusan nafas. Harapannya, GeNose bisa menggantikan peran uji PCR.
Dalam pertemuan itu, Sultan HB X mencoba GeNose. Pengujian dilakukan dengan mengembuskan nafas ke dalam masker non-rebreathing yang disambungkan dengan perangkat GeNose.
““Dalam pertemuan ini kami menyampaikan progres dari inovasi GeNose yang sekarang dalam proses untuk uji klinis, uji diagnosis, dan menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan,” ujar Panut Mulyono, Rektor UGM.
Baca Juga: Pukat UGM Sebut 3 Alasan RUU Cipta Kerja Bermasalah, Apa Saja?
GeNose lahir dari semangat gotong royong tim ahli lintas bidang ilmu di UGM, Eng Kuwat Triyana (FMIPA), Dian Kesumapramudya Nurputra (FKKMK), Ahmad Kusumaatmaja (FMIPA), Mohamad Saifudin Hakim (FKKMK), serta para Mitra industri strategis. Ada tiga negara yang sudah mengembangkan alat semacam ini, yakni Amerika, Israel, dan Indonesia.
GeNose bekerja cepat dan akurat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang keluar bersama nafas seseorang dan muncul karena infeksi Covid-19. Pengaplikasiannya terhubung dengan sistem cloud computing untuk hasil diagnosis secara real time.
GeNose juga bisa bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang terpusat di dalam sistem sehingga validitas data terjaga dengan alat yang terhubung. Data yang terkumpul di dalam sistem dapat dimanfaatkan untuk pemetaan, pelacakan, dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.
Baca Juga: Jadi Korban Kericuhan Aksi Jogja Memanggil, Begini Pengakuan Mahasiswa UGM
Salah satu tim peneliti GeNose, Dian Kesumapramudya menuturkan GeNose bisa dipakai sebagai metode screening bersama dengan rapid test serta PCR. Ia tidak menampik, sejumlah tahapan masih harus dilalui sebelum alat ini diproduksi secara massal.
Penulis : Switzy-Sabandar
Sumber : Kompas TV