PB IDI Khawatir 130 Dokter Meninggal Terpapar Covid-19
Berita daerah | 7 Oktober 2020, 00:44 WIBSAMARINDA, KOMPAS.TV - Meski pemerintah dan banyak pihak gencar mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan, namun jumlah kematian tenaga kesehatan terutama dokter semakin bertambah pesat.
Angka kematian yang cepat ini membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan namun juga tidak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.
Dari catatan tim mitigasi PB ikatan dokter Indonesia dari rilisan yang di sampaikan kesejumlah awak media lewat daring, terdapat 130 dokter yang wafat, terdiri dari 67 dokter umum dengan 4 diantaranya merupakan guru besar, 61 dokter spesialis dengan 4 diantaranya adalah guru besar serta 2 orang residen.
Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI wilayah provinsi dan 61 IDI cabang kabupaten kota, termasuk 3 dokter di Kaltim.
Menurut keterangan, dokter Ari Kusuma Januarto, wakil ketua tim mitigasi PB IDI, jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi covid sudah merupakan salah satu yang terendah di asia dan dunia.
Dengan jumlah dokter yang ada, rata-rata 1 orang dokter diestimasikan melayani 3,000 masyarakat, dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka kedepannya layanan kesehatan pada pasien baik covid maupun non covid akan terganggu karena kurangnya tenaga medis.
Berharap masyarakat tidak menganggap remeh pandemi covid ini, semakin masyarakat abai terhadap protokol kesehatan maka Indonesia akan sulit melewati masa pandemi ini.
Bukan hanya kerugian secara ekonomi namun juga korban jiwa baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun diri sendiri.
Penggunaan masker yang baik dan benar sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan covid-19, termasuk menjaga diri kita dan orang lain yang kita sayangi dari tertular covid-19 maka langkah 3M harus dilaksanakan.
#IDIKaltim#PandemiCovid#TenagaMedis
Penulis : KompasTV-Tenggarong
Sumber : Kompas TV