Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Pemerintah, Tangkap Saya Dulu, Saya yang Makar
Peristiwa | 9 September 2020, 05:30 WIBBANDUNG, KOMPAS TV - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo turut menanggapi pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang menyinggung penghafal atau Hafiz Alquran sebagai 'agen' radikalisme di masjid-masjid.
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu mengaku siap pasang badan membela para Hafiz Alquran tersebut.
Gatot menceritakan dirinya punya pengalaman tersendiri dengan para Hafiz Alquran. Pada 17 Agustu 2017 sekitar pukul 17.00 WIB, dirinya yang kala itu menjabat sebagai Panglima TNI mengadakan murojaah di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.
Baca Juga: Manuver Gatot Nurmantyo Lewat Deklarasi "KAMI", Ada Kaitannya dengan Pilpres 2024?
Saat itu, kata Gatot, acara yang bertemakan Memohon Perlindungan Allah SWT untuk Bangsa Indonesia itudihadiri oleh 1.000 orang Hafiz Alquran.
Karena itu, Gatot menambahkan, jika pemerintah ingin menangkap para Hafiz Alquran karena dianggap sebagai agen penyebar paham radikalisme di masjid, pemerintah harus menangkap dirinya terlebih dahulu.
"Saya pembina muroja’ah hafiz Alquran. Jadi, kalau pemerintah akan menangkap (Hafiz Alquran), tangkap dulu saya. Saya yang makar, kalau itu makar,” kata Gatot yang dikutip dari akun Instagram miliknya pada Selasa, (8/9/2020).
Lebih lanjut, Gatot mengaku heran dengan sikap yang menyudutkan para penghafal Alquran tersebut. Dia tak bisa membayangkan apa jadinya jika tak ada hafiz Alquran.
Baca Juga: Dihadiri Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin, ''KAMI'' Bentuk Koalisi Aksi di Jawa Barat
“Hafiz Quran itu yang melindungi Alquran, mengamankan Alquran. Bayangkan kalau tidak ada hafiz Quran, Alquran diganti kalimatnya, isinya diganti. Siapa yang tahu? Enggak ada yang tahu,” ucap Gatot.
Pada kesempatan itu, Gatot mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama berjuang melalui Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyampaikan jika deklarasi KAMI sempat mengalami kendala karena terjadi dua kali insiden pembatalan sepihak di dua hotel di Bandung.
"Kemarin Balai Sartika (Bikasoga) dipersiapkan kemudian dibatalkan. Saya tersenyum 10 kali," ujar Gatot.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV