> >

Pengakuan Siswi SMK yang Tinggal di Bekas Kandang Ayam: Sudah Kebal Sering Diejek Teman Sejak SMP

Peristiwa | 7 Agustus 2020, 19:16 WIB
Ketua DPRD Kabupaten Magetan Sujatno mendatangi tempattinggal Indriana bekas kandang ayam. Indriana tetap sekolah meski tinggal di bekas kandang ayam dan bekerja mencari sisa padi bekas panen warga untuk bisa membeli HP dan paket data agar bisa belajar secara daring. (Sumber: KOMPAS.COM/SUKOCO)

MAGETAN, KOMPAS TV - Seorang siswi SMKN 1 Magetan, Jawa Timur, bernama Indriana Setya Rahayu, mengaku sering mendapat ejekan dari teman-temannya karena tinggal di bekas kandang ayam di Desa Sumber Sawit.

Perempuan berusia 16 tahun itu diketahui tinggal di bekas kandang ayam lebih kurang setahun. Indriana tak sendiri. Ia bersama ibunya, Surati dan seorang adiknya tinggal di kandang tersebut.

Indriana mengatakan, dirinya sudah sering diejek oleh teman-temannya sejak duduk di bangku SMP.

Baca Juga: Demi Sekolah Daring, Siswi SMP Terpaksa Jual Nasi Bungkus Untuk Beli Kuota Internet

Karena terlalu sering diejek, Indriana pun memilih tak menghiraukan ejekan tersebut. Indriana mengaku sudah kebal atas ejekan teman-temannya.

“Sering diejek tidak punya rumah, tinggalnya di bekas kandang ayam. Sekarang sudah kebal,” kata Indriana seperti dikutip dari Kompas.com pada Jumat (7/8/2020).

Dari pengamatan Kompas.com, rumah Indriana hanya dipasang dinding dari anyaman bambu. Lalu, Indriana dan ibunya memasang kain terpal agar menghalau angin. 

Indriana pun tak perlu membayar sewa, karena bekas kandang itu dipinjamkan oleh tetangga yang bersimpati kepada keluarganya. 

Baca Juga: Sedang Buat Konten TikTok, Siswi SMP Meninggal Kesetrum Kabel Listrik

Keadaan itu justru membuat Indriana bersemangat. Ia berjanji akan berjuang untuk segera lulus dan berharap bisa segera bekerja membantu ibunya.

“Kalau hanya lulus SMP enggak bisa kerja, makanya saya tetap harus sekolah,” ujar Indriana, Kamis (6/8/2020) malam.

Indriana menceritakan, tinggal di bekas kandang ayam membuat dirinya terbiasa dengan kondisi seadanya.

Sejak ayah dan ibunya bercerai, sang ibu menjadi tulang punggung keluarga. Sehari-harinya, Surati bekerja mencari sisa panen di sawah dan menganyam besek bambu. 

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU