> >

Naik! Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia Catat 573 Kasus Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2024

Sekolah | 30 Desember 2024, 15:57 WIB
Foto ilustrasi bullying atau perundungan. Marak terjadi perundungan di dunia pendidikan di Indonesia. (Sumber: worldbuzz.com via Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat adanya 573 kasus kekerasan di sekolah sepanjang tahun 2024. 

Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji mengatakan angka tersebut meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan kasus kekerasan di sekolah pada tahun 2023. 

"(Tahun) 2023 (ada) 285 kasus yang kami terima tetapi di 2024 sampai 573 kasus. Artinya peningkatannya bisa sampai lebih dari 100 persen," kata Ubaid di Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2024) dikutip dari Kompas.com

"Sejak kami buka kanal pengaduan melalui website, IG dan di media, itu tahun 2020, itu sampai 2024. Ini kok datanya terus naik ya," sambungnya.

Baca Juga: Kapan Kuota Sekolah SNBP 2025 Diumumkan? Ini Link dan Cara Ceknya

Adapun JPPI menghimpun data tersebut melalui pemberitaan di media massa serta kanal pengaduan JPPI.

Tahun 2020 ada 91 kasus, lalu 142 kasus (2021), 194 kasus (2022), 285 kasus (2023), dan kini 573 kasus pada 2024.

Jika diambil persentase, kasus kekerasan seksual jadi yang tertinggi dengan angka 42 persen. Korban kekerasan seksual terbanyak adalah perempuan, yakni 97 persen, sedangkan korban perundungan paling banyak yakni laki-laki sebesar 82 persen.

Lalu, disusul perundungan (31 persen), kekerasan fisik (10 persen), kekerasan psikis (11 persen), dan kebijakan diskriminatif (6 persen). 

Melansir Kompas.idironisnya pelaku terbanyak kasus kekerasan di sekolah adalah guru. Jumlahnya mencapai 43,9 persen. 

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com/Kompas.id


TERBARU