> >

Tim PKM-K Unhas Luncurkan Produk Edible Coating, Solusi Kerusakan Buah & sayur dari Ekstrak Tumbuhan

Beasiswa | 30 September 2024, 18:06 WIB
Tim Mappoji melalui Program Kreativitas Mahasisiwa (PKM) meluncurkan inovasi produk edible coating berbahan dasar ekstrak tumbuhan (Sumber: Istimewa)

MAKASSAR, KOMPAS.TV - Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mencetak prestasi melalui inovasi produk berkelanjutan. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), tim mahasiswa yang tergabung dalam Tim Mappoji meluncurkan produk edible coating atau lapisan yang dapat dimakan berbahan dasar ekstrak tumbuhan alami.

Buah dan sayuran segar merupakan sumber nutrisi dan serat penting dalam makanan manusia karena banyak mengandung vitamin, mineral, dan kaya akan antioksidan sehinga berdampak baik bagi kesehatan. Namun, karena umur simpannya yang terbatas hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kandungan gizi yang ada di dalamnya.

Sebagai sumber utama vitamin, mineral, dan serat, buah dan sayuran segar berperan vital dalam menjaga kesehatan tubuh. Sayangnya, kandungan nutrisi berharga ini cenderung berkurang seiring dengan lamanya masa simpan.

Penggunaan pengawet kimia pada buah dan sayur merupakan praktik yang perlu dievaluasi ulang. Selain berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan konsumen, efektivitasnya dalam mempertahankan kualitas produk juga terbatas.

Oleh karena itu, Tim Mappoji melalui Program Kreativitas Mahasisiwa (PKM) salah satu tim Universitas Hasanuddin. yang beranggotakan lima mahasiswa. Nafi’ah, Khalisha Fitri Naila, Fauziah Rahmadhini, Nabhan Dzacky Muiz dan Kautsar Ardiansyah meluncurkan inovasi produk edible coating berbahan dasar ekstrak tumbuhan sebagai solusi atas permasalahan tersebut.

Fauziah mengatakan, Mappoji merupakan produk edible coating yang memiliki beberapa keunggulan, seperti menggunakan bahan alami, harga terjangkau, dan bersifat biodegradable sehingga dapat melindungi buah dan sayur dari kerusakan, Mappoji berbahan dasar lidah buaya, daun sirih, dan daun randu yang dapat dimakan dan dibuat dalam sediaan cair dengan dua metode pengaplikasian, yaitu semprot (spray) dan celup (dipping) sehingga mudah untuk digunakan.

Ekstrak lidah buaya, daun sirih, dan daun randu memiliki kandungan senyawa aktif, seperti saponin, flavonoid, dan minyak atsiri yang sudah terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat menurunkan laju respirasi dalam buah dan sayur.

“Dalam upaya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya pada poin konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, Tim Mappoji akan terus mengembangkan produk inovatif ini untuk mengurangi limbah makanan dan meningkatkan kualitas produk pertanian.” Ucap Nafi’ah

Penulis : KompasTV-Makassar

Sumber : Kompas TV


TERBARU