> >

Pengamat: Taktik Terbuka Kluivert Jadi Bumerang bagi Timnas Indonesia

Sepak bola | 21 Maret 2025, 07:52 WIB
Pengamat Taktik Terbuka Kluivert Jadi Bumerang bagi Timnas Indonesia
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dalam konferensi pers jelang pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Australia di Sydney Football Stadium, Sydney, Australia, Rabu (19/3/2025). (Sumber: AP Photo/Mark Baker)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Timnas Indonesia menelan kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Kamis (20/3/2026).

Pengamat sepak bola Firzie Idris, yang juga menjadi wartawan kanal Bola di Kompas.com, menilai strategi menyerang terbuka yang diterapkan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, menjadi bumerang yang dimanfaatkan dengan baik oleh Australia.

Menurut Firzie, Kluivert terlalu percaya diri menerapkan strategi menyerang terbuka melawan tim sekelas Australia. Hal ini membuat Timnas Indonesia rentan terhadap serangan balik cepat lawan.

"Kluivert ini terlalu percaya diri dengan bermain menyerang terbuka. Akhirnya, ada peluang untuk diserang balik dan ya selesai kita," ujar Firzie dalam program ROSI di KompasTV, Kamis.

Padahal, Timnas Indonesia sempat tampil agresif dalam 10-15 menit pertama dan berhasil mendapatkan penalti. Namun, eksekusi Kevin Diks yang biasanya sangat andal dalam penalti justru gagal.

Baca Juga: Kalah dari Australia, Ketum PSSI Yakin Timnas Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026

"Diks sudah mengambil 13 penalti musim ini dan hanya gagal sekali sebelumnya. Tapi kali ini, dia gagal lagi. Pastinya dia merasakan tekanan berbeda bermain untuk Timnas Indonesia dibandingkan di FC Copenhagen," lanjut Firzie.

Momentum Hilang setelah Kebobolan Dua Gol Cepat

Kluivert dalam konferensi pers pasca-pertandingan menegaskan Garuda telah berjuang seperti singa. Namun, menurut Firzie, perubahan mentalitas para pemain setelah kebobolan dua gol cepat menjadi titik balik pertandingan.

"Ada sesuatu yang berubah di kepala para pemain setelah kebobolan dua gol cepat. Setelah itu jadi tiga, lalu empat. Permainan tidak sesuai dengan skenario yang direncanakan," jelasnya.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU