Ditolak soal Home Base di Bantul, Komisaris Arema FC: Kami Ikhlas Menerima Segala Kekecewaan
Sepak bola | 5 Januari 2023, 11:19 WIBMALANG, KOMPAS.TV - Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi, Tatang Dwi Arifianto memahami penolakan klub Liga 3 soal Stadion Sultan Agung, Bantul, DI Yogyakarta yang hendak dijadikan markas tim Singo Edan pada putaran kedua BRI Liga 1 2022.
“Kami ikhlas menerima segala kekecewaan dari banyak pihak dikarenakan dampak dari musibah Kanjuruhan dan kami memohon maaf," katanya dikutip dari Tribunnews, Rabu (4/1/2023).
"Namun semua tidak ada niatan apalagi kesengajaan. Kami patuh menjalankan konsekuensi sanksi yang diberikan federasi. Kami juga menghormati proses hukum yang berjalan.”
Ia juga meminta maaf, selain itu pihaknya menyatakan optimistis kepada pemerintah dan federasi yang terus berbenah untuk mengembalikan situasi dan kondisi sepak bola Indonesia.
“Kami memohon maaf tidak memiliki kewenangan terkait penentuan bergulir atau tidaknya strata kompetisi. Kami kini terus introspeksi dan berbenah agar lebih baik. Kami optimistis pemerintah dan federasi serta stake holder yang lain terus berbenah dan berusaha keras mengembalikan situasi dan kondisi sepak bola Indonesia kembali normal dan berprestasi,” tandasnya.
Baca Juga: Liga 1 akan Kembali Bergulir Pertengahan Januari, Begini Target Persik Kediri
Sebagai informasi, Kontestan Liga 3 DI Yogyakarta, PS HW UMY menolak klub Liga 1, Arema FC yang ingin menggunakan Stadion Sultan Agung, Bantul, sebagai home base.
Manajer PS HW UMY Filosa Gita Sukmono menjelaskan sikap ini adalah empati kepada 135 korban Tragedi Kanjuruhan yang meletus tanggal 1 Oktober 2022.
"Hal yang paling mendasar adalah empati. Kami berempati pada seluruh korban dan keluarga korban dari tragedi Kanjuruhan. Di saat yang bersamaan, kami telah mempersiapkan tim untuk berlaga di Liga 3 Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Filosa dikutip dari Tribunjogja.com, Rabu (4/1).
"Di tengah kondisi yang penuh duka, tiba-tiba ada klub Liga 1 yang ingin menggunakan Stadion Sultan Agung. Tentu ini adalah hal yang nirempati. Bagi kami, di titik empati inilah yang perlu dipahami bersama," sambung Filosa.
Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Tribun Jogja