Bumbu Politik Duel Semifinal Piala Dunia 2022 Prancis vs Maroko
Sapa qatar | 14 Desember 2022, 19:17 WIBRABAT, KOMPAS.TV - Maroko berharap melanjutkan kejutan mereka saat menghadapi Prancis di laga semifinal Piala Dunia 2022, Rabu (14/12/2022) atau Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.
Setelah mengalahkan bekas kekuatan kolonial satu demi satu, Belgia, Spanyol dan Portugal, Maroko kini bakal menghadapi Prancis yang pernah menguasai negara mereka di awal abad ke-20.
Duel Prancis vs Maroko pun bakal memiliki resonansi politik dan emosional bagi kedua negara.
Pengaruh negara yang beribu kota di Paris itu masih sangat kental di Maroko dari sisi ekonomi, politik, dan budaya.
"Pertandingan ini adalah salah satunya. Terutama karena Prancis selanjutnya harus dikalahkan," kata Hind Sabouni, salah seorang warga dari kota Rabat, ibu kota Maroko, dikutip dari Associated Press, Rabu.
Sabouni yang bangga melihat Maroko menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang menembus semifinal Piala Dunia berharap, negaranya bisa mengalahkan Prancis dan melaju ke partai final.
“Kami bisa menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Maroko bukan lagi halaman belakang Prancis," ucap pria berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris itu.
Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri, duel antara Prancis vs Maroko membuat sejumlah orang yang terhubung, melalui imigrasi, dengan kedua negara merasa bingung untuk mendukung bendera mana.
Baca Juga: Maroko Tim Afrika Pertama yang Lolos ke Semifinal Piala Dunia 2022!
Namun, menurut Sabouni, para pemuda di Maroko sudah mulai lelah dengan dominasi Prancis di negaranya.
Ia menjelaskan banyak orang dari generasinya yang mulai meninggalkan pengaruh Prancis. Bahkan ada yang menganggap duel di semifinal Piala Dunia 2022 merupakan cara terbaik untuk balas dendam meski melalui sepak bola.
"Pemuda Maroko berbicara bahasa Inggris daripada bahasa Prancis, mereka membeli lebih banyak produk Amerika daripada produk Prancis dan bahkan mereka yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri mencoba menghindari Prancis," ungkapnya.
“Meski ini hanya permainan sepak bola, sebagian orang melihatnya sebagai kesempatan balas dendam,” tutur Sabouni.
Meski begitu, masih ada warga kota Rabat yang tidak melihat ada bumbu politik di duel Prancis vs Maroko.
Salah satunya adalah Kenza Bartali yang memperoleh gelar masternya di Prancis, dan tinggal selama dua tahun di Paris dan kota-kota selatan Nice dan Toulon antara 2016 dan 2018.
Dia mengaku masih punya banyak teman baik di Prancis dan melhat bahwa siswa asal Maroko tetap diperlakukan dengan baik.
“Sebagian besar siswa Maroko diperlakukan dengan hormat,” kata pria berusia 26 tahun itu.
Baca Juga: Prediksi Prancis vs Maroko: Prakiraan Line Up dan Rekor Head to Head
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press