Insiden Piala Dunia 2010 Masih Membekas, Pelatih Ghana Janji Tak Balas Dendam ke Luis Suarez
Sapa qatar | 29 November 2022, 21:19 WIBDOHA, KOMPAS.TV - Timnas Ghana kembali bertemu Uruguay dalam partai menentukan di ajang Piala Dunia. Usai bersua di perempat final Piala Dunia 2010 lalu, pertandingan Ghana vs Uruguay kembali terjadi di partai pemungkas Grup H Qatar 2022 pada Jumat (2/12/2022) mendatang.
Di perempat final Afrika Selatan 2010 lalu, Ghana memiliki kenangan buruk atas Uruguay. Skuad Black Stars disingkirikan La Celeste via adu penalti.
Akan tetapi, yang menjadikan pertandingan itu kontroversial adalah handsball Luis Suarez yang memaksa Ghana mesti menempuh adu penalti. Suarez menjadi musuh publik Ghana usai menggagalkan sundulan yang hampir masuk ke gawang dengan handsball.
Baca Juga: Adidas Pastikan Gol Pertama Portugal Lawan Uruguay Milik Bruno Fernandes, Bukan Cristiano Ronaldo
Meskipun demikian, pelatih Ghana, Otto Addo menegaskan pihaknya tidak akan melakukan "balas dendam" kepada Suarez ataupun Uruguay di Qatar 2022. Addo menyatakan, apa yang terjadi pada masa lalu tidak akan membuat pihaknya berupaya "balas dendam."
"Saya adalah seseorang yang tidak terlalu memikirkan masa lalu ketika insiden ini terjadi. Saya meyakini bahwa jika Anda tidak mencari balas dendam, Anda akan mendapat lebih banyak keberkatan," kata Addo dikutip laman resmi FIFA.
"Ini akan menjadi pendekatan yang berbeda, tim yang berbeda. (Uruguay) punya striker yang sanagt bagus, banyak pengalman. Mereka sangat kompak, sangat bagus. Ini akan menjadi (pertandingan) yang sangat, sangat sulit lagi," lanjutnya.
Ghana dan Uruguay sendiri sama-sama wajib menang jika ingin lolos ke babak 16 Besar Piala Dunia 2022. Di Grup H, Ghana mengumpulkan tiga poin usai mengandaskan Korea Selatan di pertandingan kedua.
Sementara bagi Uruguay, kekalahan dari Portugal membuat La Celeste wajib meraih tripoin jika ingin lolos ke fase gugur.
Baca Juga: Hasil Korea Selatan vs Ghana Skor 2-3: Drama Hujan Gol! Mohammed Kudus Bersinar untuk Black Stars
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV