> >

Duta Piala Dunia 2022 Qatar: Homoseksualitas adalah Kerusakan dalam Pikiran

Sepak bola | 8 November 2022, 20:14 WIB
Logo Piala Dunia Qatar 2022 diproyeksikan di gedung opera Aljir, Selasa 3 September 2019. Seorang duta besar untuk Piala Dunia di Qatar menggambarkan homoseksualitas sebagai "kerusakan dalam pikiran" dalam sebuah wawancara dengan penyiar publik Jerman ZDF hanya dua minggu sebelum pembukaan turnamen sepak bola global di negara Teluk itu. (Sumber: AP Photo/Toufik Doudou)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Duta Piala Dunia 2022 Qatar Khalid Salman mengatakan, homoseksualitas adalah haram karena itu merupakan "kerusakan dalam pikiran".

Hal tersebut dikatakan mantan pemain Timnas Qatar itu saat wawancara dengan salah satu stasiun TV Jerman, ZDF

Ditanya tentang homoseksualitas di negaranya, Salman menegaskan bahwa hal tersebut adalah haram dan orang-orang harus menerima aturan itu. 

“Mereka harus menerima aturan kami di sini. [Homoseksualitas] adalah haram. Anda tahu apa artinya haram?” kata Salman dikutip dari The Guardian, Selasa (8/11/2022). 

Ketika ditanya mengapa itu haram, atau dilarang, Khalid Salman berkata: “Saya bukan seorang Muslim yang ketat tetapi mengapa itu haram? Karena itu adalah kerusakan dalam pikiran.”

Salman mengatakan hal tersebut dalam kapasitasnya sebagai salah satu duta Piala Dunia 2022 Qatar, peran yang juga diemban sejumlah legenda sepak bola Dunia seperti Cafu dan Xavi Hernandez. 

Penyelenggara berharap, para duta Piala Dunia 2022 Qatar itu bisa "memanfaatkan kekuatan sepak bola untuk menciptakan perubahan sosial yang positif di Qatar, di seluruh kawasan dan di seluruh dunia”.

Baca Juga: Alasan Pelatih Brasil Tetap Bawa Dani Alves ke Piala Dunia 2022 Meski Sudah Berusia 39 Tahun

Sementara itu menurut Rasha Younes dari program hak-hak LGBT di Human Rights Watch mengatakan, ucapan Khalid Salman itu berbahaya dan tidak dapat diterima. 

“Saran Salman bahwa ketertarikan sesama jenis adalah 'kerusakan dalam pikiran' adalah berbahaya dan tidak dapat diterima," kata Younes. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Purwanto

Sumber : The Guardian/Daily Mail


TERBARU