> >

Pemulihan Trauma Pasca Tragedi Kanjuruhan, Pemain Arema FC Didampingi Psikolog Selama 2 Minggu

Sepak bola | 21 Oktober 2022, 20:34 WIB
Para pemain Arema FC mulai kembali berlatih dengan didampingi psikolog, Jumat (21/10/2022). (Sumber: Antara Photo)

MALANG, KOMPAS.TV - Para pemain Arema FC akan didampingi psikolog untuk pemulihan trauma pasca Tragedi Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober lalu, yang memakan 134 korban meninggal dunia. 

Menurut salah satu psikolog yang mendampingi pemain Singo Edan, Dian Wisnuwardhani, pendampingan ini penting dilakukan agar para pemain bisa beradaptasi dalam memulai proses latihan serta aktivitas sehari-hari.

"Tim kami memberikan stabilisasi emosi dengan tujuan agar mereka tetap bisa beraktivitas dan melakukan rutinitas latihan," kata Dian dikutip dari Antara, Jumat (21/10/2022). 

Nantinya pendampingan ini akan dilakukan secara kelompok dan individual.

Menurut Dian, pendampingan secara individual atau personal menjadi hal yang sangat penting, karena dampak psikologis yang dirasakan masing-masing pemain berbeda-beda.

Pendampingan akan dilakukan kepada pemain Arema FC setidaknya dalam kurun waktu dua minggu. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pendampingan akan diberikan lebih lama tergantung kebutuhan pemain. 

Sementara untuk pendampingan, tidak hanya dilakukan melalui konseling di ruangan tetapi juga saat menjalani latihan di lapangan. 

"Pendampingan psikologis dilakukan secara individual dan kelompok. Ini dilakukan selama dua minggu dan akan berlanjut sesuai dengan kebutuhan atlet saat ini," jelas Dian. 

Baca Juga: TGA Aremania Sebut Polisi Lakukan Obstruction of Justice di Kasus Tragedi Kanjuruhan

Arema FC diketahui telah memulai latihan pada hari ini (21/10) dengan ada pendampingan dari psikolog. 

Selama masa pemulihan kondisi psikologis tersebut, sesi latihan skuad Adilson Maringa dan kawan-kawan dilakukan secara tertutup.

Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Tragedi kemanusiaan terjadi di sepak bola Indonesia seusai laga Liga 1 antara tuan rumah Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober. 

 

Kericuhan pecah saat peluit panjang dibunyikan oleh wasit ketika sejumlah suporter masuk ke dalam lapangan yang kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata oleh aparat keamanan. 

Namun tembakan gas air mata itu diarahkan ke tribune stadion di mana masih ada ribuan suporter dan lalu menyebabkan kepanikan. 

Suporter pun berdesak-desakan untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan karena sesak napas dan membuat banyak suporter terinjak-injak. 

Dalam Tragedi Kanjuruhan itu, 134 orang meninggal dunia dengan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Baca Juga: Broadcaster Dimintai Penjelasan tentang Masalah Dokumen Jadwal Tanding Arema vs Persebaya

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU