Rusia Serang Ukraina, Eks Petinju Kelas Berat, Klitschko Bersaudara Siap Bertarung Lagi
Kompas sport | 25 Februari 2022, 16:31 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Mantan petinju kelas berat asal Ukraina, Vitali Klitshcko dan Wladimir Klitschko siap bertarung demi mempertahankan negaranya dari serangan Rusia.
"Ini sudah menjadi perang berdarah," kata Vitali Klitschko, dikutip dari ESPN.
"Saya tidak punya pilihan lain. Saya harus melakukan itu (berperang). Saya akan bertarung," imbuh pria yang masuk daftar International Boxing Hall of Fame ini.
Eskalasi ketenganan Rusia dan Ukraina mencapai puncaknya, Rabu (23/2/2022) kala Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus.
Baca Juga: Negaranya Diinvasi Rusia, Begini Reaksi Keras Bintang Man City Asal Ukraina Oleksandr Zinchenko
Tidak berselang lama usai deklarasi perang itu, sejumlah ledakan terdengar di penjuru Ukraina, termasuk di ibu kota, Kiev.
Menurut laporan Associated Press, Jumat (25/2) pagi waktu Indonesia, sudah ada 137 warga sipil Ukraian dan prajurit militer yang telah tewas dalam invasi Rusia ini.
Semenjak pensiun, Vitali terpilih menjadi Wali Kota Kiev pada 2014 silam dan masih menduduki jabatan tersebut hingga sekarang.
Dirinya sangat vokal menyuarakan integritas Ukraina dan sudah sedari dulu siap berperang dengan Rusia.
Vitali juga mendapat dukungan dari sang adik, Wladimir Klitschko. Wladimir yang juga merupakan mantan juara dunia tinju kelas berat, bahkan siap bertarung di garis depan.
Baca Juga: Kesaksian Andriy Shevchenko Kala Rusia Serang Ukrania: Keluarga Saya Diserang
Wladimir dilaporkan sudah mendaftarkan diri sebagai tentara Ukraina sejak awal Februari ini.
“Orang-orang Ukraina kuat. Dan itu akan tetap setia pada dirinya sendiri dalam cobaan yang mengerikan ini. Bangsa yang mendambakan kedaulatan dan perdamaian. Orang yang menganggap orang Rusia sebagai saudara mereka,” sebut Wladimir, dikutip dari The Guardian.
“Ia tahu bahwa mereka pada dasarnya tidak menginginkan perang ini. Rakyat Ukraina telah memilih demokrasi."
“Tetapi demokrasi adalah rezim yang rapuh. Demokrasi tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri; dibutuhkan kemauan warga negara, komitmen semua orang. Pada dasarnya, tidak ada demokrasi tanpa demokrat.”
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Gading-Persada
Sumber : The Guardian, AP, ESPN