Paralimpiade Tokyo 2020: Malaysia Protes Keras Hukuman Diskualifikasi Atletnya Seusai Raih Emas
Kompas sport | 1 September 2021, 09:04 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Malaysia mengajukan protes keras usai medali emas yang diraih atlet tolak peluru mereka Muhammad Ziyad Zolkefli di Paralimpiade Tokyo 2020 dicabut.
Ziyad yang tampil di final tolak peluru F-20 Paralimpiade Tokyo 2020, Selasa (31/8/2021), berhasil melakukan lemparan yang memecahkan rekor dunia sejauh 17,94 meter.
Berkat penampilannya tersebut, Ziyad sukses menyumbangkan medali emas kedua bagi Malaysia di Paralimpiade Tokyo 2020.
Prestasi yang diraih Ziyad tersebut semakin manis karena juga bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Malaysia yang ke-64.
Namun, kegembiraan yang dirasakan Ziyad dan publik Malaysia atas medali emas yang diraih tak berlangsung lama.
Dikarenakan medali emas yang diraih Ziyad akhirnya dicabut karena ia didiskualifikasi dari perlombaan.
Menurut laporan Astro Awani, Ziyad didiskualifikasi karena masalah teknis usai adanya protes dari atlet Ukraina Maksym Koval setelah pertandingan yang mengklaim bahwa Ziyad terlambat ke ruang panggilan sebelum acara dimulai.
Medali emas tolak peluru F20 itu pun kemudian jatuh ke tangan Maksym Koval.
Baca Juga: Paralimpiade Tokyo 2020: Leani Ratri Oktila Siap Tampil di 3 Nomor Cabor Bulu Tangkis
Atas keputusan tersebut, pihak dari Malaysia tak bisa menerimanya. Publik Negeri Jiran juga ramai-ramai melayangkan aksi protes dan kecamannya.
"Ini keputusan yang memalukan. Sebuah aib mutlak yang bertentangan dengan semangat Paralimpiade,” kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin di Twitter.
“Jika itu adalah pelanggaran ruang panggilan, Anda seharusnya tidak membiarkan mereka bersaing sejak awal. Berjiwa jahat dan picik. Medali emas dan rekor dunia yang dicuri,” ujar Khairy.
Anggota parlemen dari Muar Syed Saddiq Syed Abdul Rahman dan anggota parlemen dari Lembah Pantai Fahmi Fadzil juga mengkritik keputusan itu dengan menyebut kejadian yang memalukan dan mengecewakan.
“Mengapa Anda mengizinkan Ziyad untuk berpartisipasi setelah dugaan pelanggaran ruang panggilan? Ini tidak dapat diterima," tulis Saddiq di akun Twitter-nya.
“Benar-benar memalukan! Anda seharusnya tidak membiarkan para atlet bertanding jika mereka terlambat. Jangan curi medali pemecah rekor dunia yang diperoleh dengan susah payah ini dari Ziyad,” kata Fahmi.
Teranyar, Perdana Menteri Malaysia yang baru saja menjabat Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob turut mengirimkan pesannya.
Melalui akun Facebook miliknya, Ismail Sabri menuliskan bahwa rakyat Malaysia bangga atas prestasi yang diraih Ziyad.
Ia juga mengajak seluruh rakyat untuk berdoa agar medali emas tetap menjadi milik Malaysia.
Baca Juga: Atlet Lari 100 Meter Saptoyogo Purnomo, Sukses Raih Medali Paralimpiade Tokyo
"Untuk Ziyad, kamu tetap juara di hati kami, memecahkan rekor dunia adalah hal yang luar biasa! Saya dan keluarga Malaysia sangat bangga padamu! Mari kita semua berdoa agar medali emas tetap berada di tangan Malaysia #malaysiaboleh# letlogicprevail," katanya.
Saat ini tim dari Malaysia sedang mengajukan banding terkait keputusan tersebut yang diharapkan akan diketahui hasilnya nanti malam.
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia yang baru dilantik Datuk Seri Ahmad Faizal Azumu mengatakan tim Malaysia masih berdiskusi dengan delegasi teknis bersama dengan tim Australia dan Ekuador yang juga mengajukan protes balik.
Dalam postingan terbarunya di Facebook, Ahmad Faizal mengatakan protes dari Ukraina saat ini masih diterima dan protes dari tim Malaysia, Australia dan Ekuador akan dibawa ke pertemuan CDM (chef de mission) hari ini.
Baca Juga: Indonesia Masih Memiliki Kans Tambah Medali di Paralimpiade Tokyo 2020 dari Para Bulu Tangkis
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Star/Malay Mail