Atlet Angkat Besi Nurul Akmal Ingin Kasus Body Shaming Tak Dibahas Lagi
Olimpiade tokyo | 7 Agustus 2021, 16:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Atlet angkat besi putri wakil Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Nurul Akmal, berharap kasus dugaan body shaming atau pelecehan fisik yang menimpanya berhenti dibahas.
Nurul Akmal mengalami body shaming atau pelecehan fisik secara verbal oleh oknum tak bertanggung jawab saat acara penyambutan atlet Olimpiade Tokyo 2020 di Gedung VIP Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Rabu (4/8/2021).
Perempuan kelahiran Aceh 12 Februari 1993 ini merasa tak nyaman dengan banyaknya pihak yang terus membahas masalah ini. Lifter yang akrab disapa Amel itu berbesar hati untuk memaafkan perkataan oknum tersebut.
Saat dihubungi Raja Sapta Oktohari selaku Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Nurul Akmal yang sedang menjalani karantina meminta agar hal ini tak perlu diungkit lagi.
“Saya baru menelepon Amel, dia dalam keadaan sehat. Namun, ia mengaku cukup terganggu dengan pemberitaan yang terjadi baru-baru ini,” kata Raja Sapta Oktohari dalam keterangan resminya, Sabtu (7/8/2021).
Baca Juga: Viral Video Nurul Akmal Diduga Alami Body Shaming Sepulang dari Olimpiade
“Namun, Amel memiliki jiwa yang sangat lapang. Dia menganggap perkataan itu bercandaan dan memaafkan perkataan oknum tersebut. Dia meminta untuk tidak dibesar-besarkan lagi, sehingga mari kita semua menghentikannya,” sambung pria yang akrab disapa Okto ini.
Okto meminta semua pihak dapat menciptakan lingkungan kondusif dan positif untuk Nurul.nJangan sampai, exposure berkonotasi negatif secara terus-menerus dapat mengganggu kondisi psikologis atlet.
Saat ini, Nurul Akmal ingin menjalani karantina dengan tenang agar dapat fokus latihan setelah kembali ke pemusatan latihan nasional.
Saat tampil di kelas berat angkat besi Olimpiade Tokyo 2020, Nurul Akmal menempati peringkat kelima di kelas +87 putri usai membukukan angkatan total 256kg, terdiri dari snatch 115kg dan clean and jerk 141kg.
Penulis : Dian Septina Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV