Dukung Palestina, Atlet Judo Aljazair Pilih Mundur daripada Bertanding Lawan Israel
Olimpiade tokyo | 25 Juli 2021, 09:01 WIBTOKYO, KOMPAS.TV – Seharusnya, kompetisi olahraga tidak dicampuri urusan politik. Namun, pada kenyataannya, masih ada beberapa pihak yang mencampurkan politik dengan olahraga. Seorang atlet judo Aljazair akan dipulangkan dari Olimpiade Tokyo, menyusul pengunduran dirinya dari kompetisi judo untuk menghindari kemungkinan menghadapi Israel sebagai lawannya.
Fethi Nourine dan pelatihnya, Amar Benikhlef, menyatakan pada media Aljazair bahwa mereka mengundurkan diri pada Senin lalu (19/7/2021). Alasannya, menghindari kemungkinan pertarungan putaran kedua dengan Tohar Butbul dari Israel di divisi 73 kilogram putra. Nourine ditarik untuk menghadapi Mohamed Abdalrasool dari Sudan pada babak pembukaan, dan pemenangnya akan menghadapi Butbul, unggulan kelima.
Baca Juga: Bocah 7 Tahun Ini Koma Usai Dibanting 27 Kali saat Latihan Judo, Pelatihnya Bilang Pura-Pura Pingsan
Melansir Associated Press pada Sabtu (24/7/2021), komite eksekutif Federasi Judo Internasional (IJF) untuk sementara menangguhkan Nourine dan Benikhlef. Keduanya juga kemungkinan akan menghadapi sanksi di luar Olimpiade. Komite Olimpiade Aljazair pun lalu menarik mundur akreditasi keduanya dan berencana memulangkan mereka.
IJF menyatakan, “Posisi Nourine sangat bertentangan dengan filosofi Federasi Judo Internasional. IJF memiliki kebijakan non-diskriminasi yang ketat, mempromosikan solidaritas sebagai prinsip utama, diperkuat oleh nilai-nilai judo.”
Nourine dan Benikhlef, mengaitkan pendirian mereka dengan dukungan politik mereka terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: Mike Tyson Latih Mantan Petarung UFC, Henry Cejudo
Sebelumnya, Nourine juga mundur dari Kejuaraan Judo Dunia pada 2019, tepat sebelum ia dijadwalkan berlaga melawan Butbul. Butbul sendiri merupakan atlet judo yang jauh lebih berprestasi ketimbang Nourine. Kejuaraan dunia itu digelar di Tokyo di Budokan, lokasi turnamen judo Olimpiade.
Dalam beberapa tahun terakhir, badan judo dunia itu telah bersikap tegas dalam kebijakan anti-diskriminasi. IJF juga mendukung kuat hak Israel untuk bertanding.
Pada April, IJF menangguhkan Iran selama 4 tahun lantaran negara itu menolak mengizinkan para atletnya untuk berlaga melawan Israel. Menurut IJF, kebijakan Iran itu terungkap saat mantan atlet judo Iran Saeid Mollaei mengklaim bahwa ia diperintahkan untuk kalah di semifinal kejuaraan dunia 2019 di Tokyo. Alasannya, untuk menghindari kemungkinan menghadapi juara dunia dari Israel, Sagi Muki di babak final.
IJF menyebut kebijakan Iran sebagai “pelanggaran berat dan serius terhadap undang-undang, kepentingan sah, prinsip dan tujuan IJF”. Pelarangan terhadap Iran akan berlanjut hingga September 2023.
Usai kontroversi itu, IJF membantu keberangkatan Mollaei ke Jerman. Kini, Mollaei mewakili Mongolia. Ia akan bertanding pada Selasa (27/7/2021) di Olimpiade.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press