Vaksin Covid-19 Asal China Dikhawatirkan Jadi Ajang Bisnis
Kesehatan | 26 Juli 2020, 16:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kerja sama vaksin Covid-19 antara Indonesia dengan China dikhawatirkan akan menjadi ajang bisnis antar pemerintah.
Karena diketahui uji klinis tahap 3 yang akan dilakukan PT Bio Farma, melalui pendekatan business to business (B2B), bukan government to government (G2G).
Kekhawatiran itu diungkapkan oleh anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay, dalam diskusi yang digelar secara daring, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (26/7/2020).
Vaksin Covid-19 yang didatangkan dari Sinovac Biotech Ltd asal China ini dikhawatirkan tidak didasarkan nilai-nilai kemanusiaan untuk menangani pandemi Covid-19.
"Jika 270 juta (penduduk Indonesia) ini nanti dikasih vaksin, bayangkan betapa besar bisnis yang sedang berjalan di Indonesia ini," ucap Saleh.
Baca Juga: Erick Thohir: Vaksin Corona Diproduksi pada Januari 2021, Kita Masih 6-7 Bulan Lagi Hadapi Covid-19
Meskipun ada perlindungan regulasi yang dibuat pemerintah terkait impor vaksin, Saleh justru mempertanyakan regulasi tersebut.
"Justru regulasi itu menguntungkan bisnis. Itu kan supaya bisnisnya jalan dengan smooth, dengan baik, dibuatlah regulasi ini dengan kemudahan-kemudahan dan sebagainya," kata dia
Menurut Saleh, hal ini sangat penting untuk dikritisi lantaran menyangkut ketahanan nasional di bidang kesehatan.
Daripada mengimpor dari China, Saleh mendorong pemerintah memaksimalkan pembuatan vaksin Covid-19 dalam negeri.
Karena dalam rapat antara Komisi IX dengan pemerintah beberapa waktu lalu, Menristekdikti dan Menteri Kesehatan sempat menyampaikan sejumlah lembaga tengah melakukan penelitian vaksin Covid-19.
Baca Juga: Perdana Brasil Uji Klinis Vaksin Corona
Disampaikan keduanya, vaksin yang diteliti sejumlah lembaga tersebut bakal siap pada awal Januari 2021 mendatang. Sama dengan kesiapan produksi vaksin impor dari China yang juga bakal siap pada Januari 2021 mendatang.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV