Komite Covid-19 Melawan Kurva Pandemi, Resesi, dan Utang
Berita kompas tv | 21 Juli 2020, 15:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Meminimalkan kemiskinan adalah tugas pemerintah, perlindungan pekerja adalah tugas perusahaan, disiplin individu adalah satu-satunya cara agar anda lolos seleksi alam corona.
Penyelamatan ekonomi nasional bergulir ke tangan komite baru untuk menangani urusan kesehatan dan ekonomi dalam satu kendali. Indonesia memang butuh usaha untuk berkelit dari resesi. Kuartal tiga adalah babak penentuan apakah ekonomi terpuruk ke jurang resesi atau tidak.
Turbin ekonomi harus tetap dikayuh, meskipun memakai "energi bensin darurat yaitu utang". Memakai skenario Bank Dunia, jika ekonomi global minus 5,2 persen di 2020, maka Indonesia hanya tumbuh nol persen.
Skenario lebih buruk adalah, jika ekonomi dunia negatif sampai 7,8 persen. Indonesia dipastikan juga minus 2 persen. Masih memakai riset Bank Dunia dengan tema jalan panjang pemulihan ekonomi, langkah Indonesia amatlah berat.
Tiga kurva berisiko besar yang harus ditutaskan, yaitu kurva pandemi, kurva resesi, dan kurva lonjakan utang yang sampai Mei lalu mencapai Rp 404,7 miliar.
Bermental meremehkan covid, berarti siap menanggung lonjakan jumlah penduduk miskin. Putus sebaran covid ini tugas tiap individu. Disiplin rendah tanpa penegakan hukum, bisa membuat 2,6 juta sampai 3,5 juta orang di Indonesia kehilangan pekerjaan.
Harapan tetap ada dari brangkas anggaran perlindungan sosial, Ini adalah bensin darurat ekonomi. Dari pagu perlindungan sosial Rp 203 triliun, sampai akhir Juni yang terserap adalah Rp 72,5 triliun rupiah, atau 35,6 persen. Presiden Joko Widodo meminta anggaran capat mengalir karena hanya ini remedi singkat bagi ekonomi yang sekarat.
Mencegah angka kemiskinan seminimal mungkin, mengatasi, dan memastikan respons kebijakan tepat sasaran adalah tugas pemerintah. Melindungi pekerja adalah tanggung jawab perusahaan, disiplin kesehatan dan, saling menolong adalah adalah pilihan bagi tiap individu agar lolos seleksi alam "percovidan-19".
Penulis : Fransiska-Wijayanti
Sumber : Kompas TV