Polemik PPDB, Berikut Perjuangan Orangtua Murid Demi Sekolah Anak
Sapa indonesia | 7 Juli 2020, 17:16 WIBKOMPAS.TV - Orangtua dan calon peserta didik baru di Belu, Nusa Tenggara Timur, memadati warung internet untuk veridikasi Data Penerimaan Siswa Baru.
Sementara itu, orangtua calon peserta didik baru di Makassar, Sulawesi Selatan melakukan aksi protes, menolak hasil PPDB daring non-zonasi,
Belum lagi di buka, warung internet yang ada di kawasan perbatasan indonesia-timor leste ini sudah dipadati warga.
Mereka adalah orangtua dan calon peserta didik baru sekolah menengah pertama yang berniat memverifikasi data penerimaan peserta didik baru tahap kedua, di Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur.
Kepadatan tidak bisa dihindari, karena keterbatasan bilik komputer. Untuk mengurai kerumunan, pengelola warung internet mengatur antrean.
Setiap orang yang masuk, juga diwajibkan menggunakan masker.
Karena tingginya kebutuhan, selama beberapa hari, pengelola warung internet mengkhususkan diri melayani warga yang ingin verifikasi data PPDB.
Calon peserta didik diberi waktu untuk verifikasi data hingga rabu besok.
Mensinyalir adanya kecurangan dalam proses PPDB, sejumlah orangtua calon peserta didik baru melakukan aksi protes, di halaman kantor dinas pendidikan kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada senin kemarin.
Adanya data alamat calon siswa yang tidak sesuai dengan data dinas kependudukan kota makassar, membuat para orangtua menduga, ada permainan dalam proses seleksi data calon siswa jalur non-zonasi tingkat SD dan SMP.
Orangtua meminta dinas pendidikan membatalkan hasil PPDB online, dan melakukan proses penerimaan ulang.
Untuk memperbaiki kesalahan data, Dinas Pendidikan Kota Makassar memperpanjang pendaftaran calon siswa baru hingga 9 Juli 2020.
Calon siswa yang sebelumnya merasa tidak bisa mendaftar melalui jalur non zonasi, diberi kesempatkan untuk mendaftar ulang
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV