> >

Analisis di Balik Jokowi Marahi Menteri hingga Ancam Reshuffle dan Bubarkan Lembaga

Politik | 29 Juni 2020, 18:24 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020). (Sumber: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Pool/wsj)

KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai sengaja 'melempar' isu perombakan atau reshuffle kabinet saat Sidang Kabinet Paripurna 18 Juni lalu. Hal itu dikatakan pengamat politik Yunarto Wijaya.

Menurut dia, video tersebut dipublikasikan 10 hari setelah kemarahan Presiden saat rapat terbatas (ratas) kabinet berlangsung.

"Artinya ini kan kemarahan yang ingin ditujukan kepada publik. Ini menurut saya yang menarik ada yang ingin ditunjukkan oleh presiden secara sengaja. Ini toh berdasarkan persetujuan presiden video ini kemudian di-upload kemudian dirilis," ," ujar Yunarto, Senin (29/10/2020).

Baca Juga: Jokowi: Saya Minta Ada Terobosan yang Berdampak pada Masyarakat, Tidak Datar-Datar Saja

Lebih lanjut, Yunarto menduga bahwa ada tiga kemungkinan maksud Jokowi merilis video kemarahannya terhadap kinerja para menteri dan jajarannya tersebut.

Pertama, yang paling lunak dan paling moderat, yakni hanya sekadar shock therapy terhadap para menteri.

"Sekadar shock therapy buat para menteri. "Menampar" para  menteri di hadapan publik yang kemudian bisa menilai langsung kinerja mereka dan berharap ada perbaikan dari kementerian," katanya.

Kedua, lanjut Yunarto, ada kemungkinan bahwa Jokowi sudah berencana akan melakukan reshuffle kabinet.

Artinya, Jokowi tengah mencoba 'testing the water' karena memang di tengah kondisi Covid-19 sekarang, masyarakat melihat dari dua kacamata.

"Orang melihat harusnya konsolidasi, bukan malah perombakan kabinet. Tapi ada juga yang mengatakan ini momen yang tepat untuk melakukan perombakan kabinet secara berani," jelas Yunarto.

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU