> >

Dexamethasone Viral Jadi Obat Corona, BPOM Angkat Bicara

Berita kompas tv | 19 Juni 2020, 08:30 WIB

 

(Sumber: -)

KOMPASTV - Obat Dexamethasone yang dipakai untuk pasien corona kian mencuri perhatian. Seperti mengutip BBC, 5.000 pasien positif virus corona di Inggris berhasil sembuh setelah mengkonsumsi obat Dexamethasone.

Kabar baik tentang berhasilnya obat Dexamethasone membuat pihak WHO angkat bicara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik atas hasil uji klinis awal terhadap obat dexamethasone ini,

"Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi angka kematian pada pasien dengan Covid-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus sperti mengutip Who.int.

Bicara penggunaan Dexamethasone di Indonesia, BPOM ikut angkat bicara.

"Kita menyambut baik, hasil penelitian di UK yang menunjukkan bahwa Dexamethasone dapat menurunkan angka kematian dan angka lama dirawat di RS pada pasien covid 19 dengan derajat berat yang menggunakan ventilator. Dexamethasone ini golongan steroid. Di Indonesia penatalaksanaan covid-19 derajat berat juga menggunakan steroid yaitu Hidrokortison," seru dokter Riska, Direktur Registrasi Obat BPOM RI saat dihubungi KompasTV, Jumat (19/6/2020).

Selain kini digunakan sebagai obat untuk pasien corona, dokter Riska juga menyebut Dexamethasone sebelumnya dipakai untuk mengobati 10 penyakit yang direkomendasikan.

"Dexamethasone merupakan obat golongan steroid yang telah disetujui di Indonesia untuk pengobatan sebagai berikut:

  1. Endocrine disorders
  2. Rheumatoid
  3. As a short term adjuvant therapy seperti rheumatoid arthritis. ankylosing spondylitis
  4. Collagen diseases
  5. During exacerbation or as maintenance therapy in systemic lupus erythematosus, acute rheumatic carditis
  6. Dermatologic diseases
  7. Allergic condition
  8. To control severe allergic condition resistant to conventional drug such as bronchial asthma and contact dermatitis
  9. Haematologic disorder
  10. Neoplastic disorder.

Jadi, tetap harus dengan resep dokter untuk mengonsumsinya," imbau dokter Riska.

Sebelumnya, Dokter spesialis paru, dr. Erlang Samoedro, Sp.P. juga membenarkan obat ini memang efektif untuk pasien-pasien kritis pasien corona. 

Penulis : Ade-Indra-Kusuma

Sumber : Kompas TV


TERBARU