Tegal Mulai "New Normal", Masyarakat Masih Abaikan Protokol Kesehatan
Berita kompas tv | 1 Juni 2020, 16:51 WIBKOMPAS.TV - Sementara sebagian wilayah, masih bersiap, sejumlah daerah, sudah memulai pelaksanaan tatanan normal baru, alias new normal.
Meski tatanan baru telah dimulai, bukan berarti warga bisa abai.
Disiplin ketat, menerapkan protokol kesehatan, justru wajib diperkuat, karena risiko terkena Covid-19 justru semakin besar.
Tegal, menjadi salah satu kota terdepan, yang memulai penerapan tatanan normal baru, sejak 30 Mei lalu.
Walau fase baru sudah dimulai, masih ada saja warga yang tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan, pencegahan Covid-19.
Minggu pagi, Alun-Alun Kota Tegal, dipadati warga yang berolahraga.
Namun, masih banyak warga yang tidak menggunakan masker dengan benar, dan mengabaikan jarak fisik.
Meski Pemerintah Kota Tegal sudah mengimbau agar warga disiplin.
Sayangnya, mereka yang mengabaikan protokol kesehatan, justru semakin banyak pada malam hari. Karena tidak ada petugas yang berjaga mendisiplinkan mereka.
Memasuki tatanan normal baru, adalah sebuah keniscayaan bagi warga dunia.
Pemerintah bahkan telah mematangkan sejumlah protokol tatanan normal baru di tempat umum, dan sejumlah sektor, seperti perkantoran, industri, ritel, hingga kehidupan beribadah.
Sejumlah pembatasan memang semakin dilonggarkan.
Namun, memulai tatanan normal baru bukan berarti masyarakat bisa kembali ke kehidupan normal seperti biasa, karena bahaya Covid-19 masih mengancam.
Masyarakat, justru harus mengubah kebiasaan menjadi lebih disiplin protokol kesehatan, agar bisa tetap produktif, di tengah pandemi.
Ikatan Dokter Indonesia, bahkan meminta pemerintah agar lebih tegas menindak warga yang masih abai, karena disiplin protokol kesehatan saat ini adalah kunci pengganti vaksin.
Memasuki tatanan normal baru, bukan berarti kita sudah kebal Covid-19.
Disiplin protokol kesehatan, disertai kesiapan sistem kesehatan dan aturan yang tepat, jelas, dan tegas, menjadi salah satu syarat keselamatan hidup di tatanan normal baru.
Penulis : Aleksandra-Nugroho
Sumber : Kompas TV