> >

Kartu Pra Kerja di Tengah Pandemi, Pemerintah: Tidak Semua Terbantu

Sapa indonesia | 4 Mei 2020, 22:39 WIB

KOMPAS.TV - Pemerintah  meluncurkan program kartu prakerja sebagai salah satu upaya menyelamatkan perekonomian dalam negeri, di tengah pandemi virus Corona.

Presiden Joko Widodo menyebut, program kartu prakerja diprioritaskan  untuk masyarakat yang dirumahkan ataupun di-PHK.

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, jumlah pekerja yang terkena phk dan dirumahkan mencapai 2,9 juta orang.

Sementara itu, menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, jenis pelatihan di kartu prakerja dilakukan online karena adanya pandemi Corona.

Namun setelah pandemi berakhir, pelatihan akan dilakukan secara tatap muka.

Ada delapan mitra di program kartu prakerja.

Mereka memberikan berbagai pelatihan  kepada masyarakat yang terdaftar di program ini.

Ada Tokopedia, dengan CEO-nya William Tanuwijaya.

Kemudian Ruang Guru yang dipimpin oleh mantan stafsus milenial, Adamas Belva Syah Devara.

Kemudian mau belajar apa dengan CEO, Jourdan Kamal, serta Bukalapak, yang dipimpin Rachmat Kaimuddin.

Ada lagi Pintaria, Pijar Mahir, Sekolahmu, serta sistem informasi ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja.

Namun kartu prakerja ini dikritik direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid.

Dalam Program Aiman, Yenny menilai,  ide kartu prakerja ini cukup bagus untuk membantu pekerja yang kena PHK.

Namun, ia mengkritik penerapannya di lapangan dan besarnya dana yang tak dirasakan langsung oleh masyarakat.

Pemerintah akan terus membuka gelombang pendaftaran kartu prakerja hingga November nanti.

Namun harus dipastikan program ini tepat sasaran, sehingga korban PHK bisa bertahan di tengah pandemi virus Corona.

Penulis : Aleksandra-Nugroho

Sumber : Kompas TV


TERBARU