> >

Imbas Wabah Covid-19, MUI Serukan Gerakan Bantu Tetangga Dhu`afa

Berita kompas tv | 16 April 2020, 22:29 WIB
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI), H. Anwar Abbas (Sumber: ibadah.co.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengimbau setiap tetangga saling bahu membahu bantu tetangganya terutama yang fakir miskin (dhu`afa).

Imbauan itu karena masih merebaknya pandemik wabah virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Pandemi Corona, MUI Bersama Pemerintah Gelar Dzikir Online Nasional

Selain berdampak pada korbannya sendiri, juga berimbas terhadap masyarakat luas khususnya di bidang ekonomi. 

“Tidak sedikit karyawan perusahaan mengalami PHK dan tentu saja orang fakir miskin menjadi unsur masyarakat yang paling terdampak kesehariannya,” ujar Anwar Abbas.
 
Pria yang akrab disapa Buya Anwar ini mengatakan, tetangga harus menjadi bagian penting dalam penanganan korban imbas dari Covid-19. 

Sebab seseorang belum dikatakan beriman, baik kepada Allah SWT atau kepada Nabi Muhammad SAW, bila masih melihat tetangganya yang kelaparan dan dia tidak tertarik membantunya.
 
“Meskipun kita sudah sepuluh kali naik haji, bila membiarkan tetangga kelaparan, kita belum dikatakan beriman dengan baik, bagaimana mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri,” kata Anwar, dalam Diskusi MUI Dakwah Online bertema “Sistem Pengelolaan Dana Keagamaan di Tengah Wabah”, Kamis (16/4/2020).

Baca Juga: [FULL] Penjelasan MUI Tentang Panduan Ramadan di Tengah Pandemi Corona
 
Menurut Anwar, tetangga merupakan unsur masyarakat paling dekat dengan tetangga fakir dan miskin yang membutuhkan karena terdampak Covid-19. 

Dengan saling membantu antar tetangga, Anwar melanjutkan, maka selain menguatkan kehidupan, juga mengeratkan hubungan tetangga satu dengan lainnya.

“Dengan sistem seperti itu, maka akan terjadi personal contact yang bagus antara satu orang dengan orang lain,” tutur Anwar.
 
Selain lewat tetangga langsung, Buya Anwar mengimbau agar setiap RT mulai menyusun sekelompok orang  menghimpun dana zakat, infak, maupun sedekah.

Tujuannya tak lain untuk dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
 
“Misalnya saya akan membayar infak sodakah untuk tetangga saya melalui lembaga amil zakat, tetapi oleh lembaga amil zakat dibagi ke tempat lain, ini menjadi bermasalah, maka harus ada orang yang memungut zakat di tingkat RT lalu kepada penduduk di RT itu dibagikan,” katanya.
  
Dengan cara seperti itu, Anwar melanjutkan, banyak orang kesusahan di level RT  yang terdampak wabah Covid-19 ini akan cepat tertolong. 

Baca Juga: Tidak Ada Alasan Kuat Menolak Pemakaman Jenazah Positif Virus Corona, Berikut Penjelasan MUI

Bagi RT dengan begitu juga akan lebih mudah menentukan siapa saja penduduk yang paling membutuhkan di daerah tersebut, jika sewaktu-waktu ada pihak luar yang memberikan bantuan. 

Langkah seperti itu perlu segera dilakukan agar masalah-masalah lain tidak timbul. 

“Sementara perut tiap hari harus diisi, kalau tidak, maka yang punya perut akan merugikan baik diri sendiri ataupun orang lain,” ujar Anwar.

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU