Dampak Corona Terus Membayangi Perekonomian Indonesia, Apa Solusinya?
Sapa indonesia | 20 Maret 2020, 22:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Penyebaran virus corona berdampak pada perekonomian Indonesia.
Rupiah dan bursa saham ikut terimbas virus corona.
Per 20 Maret 2020 pukul 17.00 WIB, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat menyentuh level Rp 16.273 per Dollar Amerika Serikat.
Presiden Joko Widodo meminta Bank Indonesia terus melakukan upaya untuk mengembalikan stabilitas rupiah.
Menghadapi melemahnya perekonomian dalam negeri, Bank Indonesia telah mengeluarkan 7 kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas pasar keuangan.
Salah satunya mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan Rupiah dalam negeri bagi investor asing.
Selain berkonsentrasi mencegah wabah corona tak makin meluas, pemerintah juga harus membuat kebijakan ekonomi yang tepat sehingga aktivitas ekonomi tak terganggu.
Presiden Jokowi menginstruksikan kepada seluruh jajaran agar terus fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Bidang usaha pariwisata dan manufaktur menjadi bidang usaha yang paling terdampak akibat corona.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Rosan Roeslani menyebutkan penguatan di sektor UMKM dapat menjadi salah satu aspek yang dapat memberikan napas panjang kepada rupiah.
Pasalnya, stimulus perekonomian jilid I yang dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan diskon di sektor pariwisata tidak terlalu berdampak signifikan sehingga harus dibuat kembali stimulus perekonomian jilid kedua yang menyangkut beberapa aspek lainnya.
Peneliti Senior INDEF, Enny Sri Hartati menyebutkan langkah-langkah yang telah disiapkan sudah sangat baik namun jangan hanya menjadi wacana melainkan eksekusi-nya harus segera, begitupun di bidang kesehatan jika memang saat ini akan terus menjadi prioritas pemerintah.
Karena jika menilik dari Krisis Indonesia di tahun 1998 dan 2008, saat ini kondisinya berbeda karena yang dihadapi ialah virus.
Untuk penjelasan selengkapnya, simak tayangan berikut ini.
Penulis : Anjani-Nur-Permatasari
Sumber : Kompas TV