Menyikapi Kasus Siswi Bunuh Diri, Komunikasi Orangtua dengan Anak Sangat Penting
Sapa indonesia | 23 Januari 2020, 15:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Duka keluarga dan kerabat mengiringi pemakaman SN, seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Timur yang meninggal diduga akibat bunuh diri di sekolahnya.
Banyak tanda tanya tersisa dari kepergian siswi 14 tahun ini. Masalah apa yang dihadapinya ehingga nekat melompat dari lantai empat gedung sekolahnya?
Percobaan bunuh diri SN terjadi Selasa (21/1) pekan lalu. SN sempat dua hari dirawat di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Polisi mencoba menguak misteri percobaan bunuh diri SN.
Dari bangku yang ditemukan, korban sudah punya niat untuk melakukan bunuh diri.
Salah satu unggahannya di Instagram juga menyiratkan keinginan tersebut.
Namun polisi masih terus mendalami motif percobaan bunuh diri ini.
Pihak sekolah, SMPN 147 Jakarta, membantah isu yang beredar jika siswinya mencoba bunuh diri karena perundungan atau bullying di sekolah. Di media sosial, korban disebut sebagai siswi yang sering dirundung secara verbal.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi sekolah yang menjadi lokasi percobaan bunuh diri dan menggelar rapat koordinasi dengan sekolah, Dinas Pendidikan, dan Kepolisian untuk mengungkap kronologis kematian.
Diketahui, sekolah ini juga belum masuk dalam program ramah anak.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat, kasus ini menjadi kasus pertama bunuh diri anak di sekolah.
Kasus ini juga sekaligus mengingatkan semua pihak tentang pentingnya kepekaan dan empati lingkungan sekitar pada perubahan perilaku anak, termasuk dari unggahan di media sosial, sehingga kasus seperti ini tidak lagi terjadi.
Penulis : Aleksandra-Nugroho
Sumber : Kompas TV