> >

Tamiya Sebagai Media Olahraga Baru

Sapa indonesia | 15 Desember 2019, 15:46 WIB

Sapa Indonesia Akhir Pekan kali ini bersama komunitas Tamiya 4WD, uniknya mereka bermain tamiya tanpa trek. Mereka menggunakan stik Hockey untuk mengarahkan mobil tamiya. Selain untuk menyalurkan hobi, komunitas ini juga memanfaatkan permainan tamiya sebagai sarapa untuk berolahraga.

Tamiya sendiri dulunya didirikan oleh seorang pengrajin hebat bernama Yoshio Tamiya seorang yang dulunya ialah pengrajin kayu yang lahir pada tanggal 15 Mei, 1905 dan wafat pada tanggal 2 November 1988.

Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1946 bernama Tamiya Shoji & co. (perusahaan Tamiya) dulunya adalah perusahaan gergaji dan supplier kayu gelondongan. Karena di perusahaan tersebut kualitas kayunya sangat baik, maka sang pemimpin perusahaan beralih dan membuat suatu terobosan besar baru yaitu menutup perusahaan kayu dan beralih untuk membuat modelling seperti tank, pesawat dan mobil.

Seiring tahun berlalu, kepopuleran perusahaan ini sangat diminati pada tahun 1950an hingga pada tahun 1964 perusahaan Tamiya mencoba membuat dengan cetakan berbahan metal namun karena harga yang masih belum jelas hal inilah yang membuat perusahaan Tamiya bermasalah. Tak lama mereka mempekerjakan pengrajin cetakan dan membuat sebuah divisi, seiring waktu mereka mempelajari dan mengetahui cetakan untuk TAMIYA dan juga memperkenalkan sistem CAD (Computer Aid Design) sebagai proses dalam pembentukan desainnya.

Pada tahun 1976, popularitas dari perusahaan Tamiya tak terbendung dan Yoshio mendapat penghargaan The Fifth Order of the Sacred Treasure dari pemerintah Jepang pada 1976.

Ide baru terus berkembang di kepala Yoshio dan di tahun ini ia meluncurkan konsep baru yaitu dengan mengeluarkan seri Mobil Radio Kontrol jenis R/C Porsche 934 Turbo dengan skala ukuran 1/12. Di tahun inilah sang pemimpin perusahaan Yoshio memberikan kepemimpinannya kepada sang anak bernama Shunsaku Tamiya sebagai presiden dan juga Pemimpin Direktur perusahaan, karena usia Yoshio yang tak lagi muda (72 tahun).

Di Era Shunsaku inilah Era Mini 4WD yang kerap banyak dilombakan di Indonesia di mall atau bahkan di toko mainan yang sampai sekarang masih aktif.

Kehebatan ayahnya ternyata menurun ke jiwa Shunsaku dan pada tahun 1982 Shunsaku meluncurkan ide dan gagasan baru yaitu membuat Mini 4WD model rakitan, sangat laku dipasaran dunia hasil kerja keras dari Tamiya.Inc inilah yang mengharumkan namanya sebagai pasar dunia untuk mainan mobil.

Hasil penjualan Mini 4WD skala 1/32 saja laris dan meledak dipasaran hingga terjual sebanyak 10 Juta Unit.

Perusahaan Tamiya mampu menjual produk Mini 4WD sebanyak 100 juta unit dan memuncaki mainan mobil dari Era 80'an hingga menembus ke tahun 2000an setelah kembali dipopulerkan kembali oleh Anime Lets n Go dan Lets n Go Max yang tayang di Jepang pada tahun 1997 lalu tayang perdana di Indonesia lewat saluran TV Swasta RCTI pada tahun 2002.

Hingga pada tahun 2008 Shunsaku Tamiya menyerahkan tahta jabatannya kepada sang menantu yaitu Masayuki Tamiya.

Dinasti Tamiya mengalami duka ketika Masayuki Tamiya meninggal dunia pada 1 mei 2017 lalu. Hal ini menjadi suatu kesedihan yang sangat mendalam bagi pecinta produk-produk Tamiya. mengingat perusahaan Tamiya sangat besar dalam menarik minat anak-anak di seluruh dunia yang menyukai mobil rakitan terutama Mini 4 WD.

Penulis : Yudho-Priambodo

Sumber : Kompas TV


TERBARU