> >

Mendagri: Hampir Semua Kepala Daerah Hanya Pikirkan Gigit Belanja, Akhirnya Kena Kasus

Peristiwa | 18 Desember 2024, 14:00 WIB
Mendagri Tito Karnavian usai membuka rapat koordinasi Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). (Sumber: Nirmala Maulana/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebut hampir semua kepala daerah hanya berpikir memaksimalkan belanja daerah tanpa mengupayakan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Sehingga cara berpikir seperti itu pada akhirnya mengakibatkan banyak kepala daerah yang terjebak dalam kasus korupsi pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Demikian Tito dalam acara Penganugerahan APBD Award dan Rakornas Keuangan Daerah 2024 di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta Selatan, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/12/2024).

Baca Juga: PN Jaksel Tolak Gugatan Praperadilan soal Penahanan Firli Bahuri

“Karena rekan-rekan kepala daerah saya enggak katakan semua birokrat. Hampir semuanya berpikir itu bagaimana caranya, enggak berpikir bagaimana cara menaikkan pendapatan, yang dipikirkan bagaimana caranya gigit belanja. Akhirnya kena kasus,” ujar Tito.

Tito menambahkan, dengan pola pikir seperti itu, pada akhirnya kepala daerah tidak membuat inovasi untuk mengupayakan peningkatan PAD dan mengembangkan badan usaha milik daerah (BUMD). Selain itu, Tito juga menyoroti soal kepala daerah yang tidak berlatar belakang birokrat justru kerap kali lebih inovatif mengembangkan potensi wilayahnya.

“Jadi enggak ada inovasi terobosan kreatif untuk menaikkan terutama PAD dan BUMD. Itu biasanya memiliki insting itu teman-teman dari kalangan entrepreneur,” ucap dia.

Baca Juga: Jaksa Agung Lantik Rudi Margono sebagai Jamwas dan Leonard Jadi Kabadiklat Kejaksaan

“Kelemahan dari birokrat, mohon maaf dengan segala hormat dari pengawasan pengamatan saya, dari birokrat berpikirnya enggak perlu banyak menerima saja pendapatan yang dari transfer pusat,” ujarnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU