BMKG Prediksi Potensi Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun, Jawa dan Sumatra Jadi Perhatian
Peristiwa | 29 November 2024, 22:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada akhir tahun 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa curah hujan diprediksi meningkat tajam, terutama di wilayah Jawa dan Sumatra, yang saat ini sedang memasuki puncak musim hujan.
"Gerombolan awan sudah terdeteksi akan melewati Indonesia. Dampaknya adalah peningkatan curah hujan, terutama di wilayah Jawa dan Sumatra yang saat ini tengah memasuki puncak musim hujan. Peningkatan ini diprediksi akan semakin intensif pada periode 20 hingga 26 Desember 2024," ujar Dwikorita saat bertemu dengan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, di kantor Kementerian PU, dikutip dari laman resmi BMKG, Jumat (29/11/2024).
Menurut Dwikorita, dinamika atmosfer seperti gelombang ekuator dan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) menjadi faktor pendukung terjadinya cuaca ekstrem.
Kondisi ini dikhawatirkan memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, serta banjir lahar di sekitar Gunung Lewotobi.
Dalam kunjungan tersebut, Dwikorita juga menekankan pentingnya kolaborasi antara BMKG dan Kementerian PU untuk mempersiapkan langkah mitigasi bencana.
Ia berharap data dan analisis yang telah disampaikan dapat menjadi dasar untuk memperkuat infrastruktur menghadapi ancaman cuaca ekstrem.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 30 November-1 Desember 2024, 27 Wilayah Diprediksi Hujan dan Angin Kencang
"Langkah antisipasi sangat penting untuk memastikan infrastruktur tetap kokoh menghadapi potensi bencana hidrometeorologi," ujar Dwikorita.
Menanggapi paparan BMKG, Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, mengapresiasi data yang diberikan.
Diana menyatakan bahwa Kementerian PU akan segera mengambil langkah konkret untuk memastikan kesiapan infrastruktur.
"Kami akan memperkuat tanggul, mengoptimalkan saluran drainase, serta meningkatkan pengawasan di wilayah rawan banjir dan longsor," ujar Diana.
Kunjungan BMKG ke Kementerian PU menjadi salah satu bentuk sinergi menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Dalam beberapa tahun terakhir, frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem meningkat, memerlukan kerja sama lintas sektor untuk meminimalkan risiko bencana.
Dengan upaya mitigasi yang terintegrasi, diharapkan risiko kerusakan infrastruktur dan dampak bagi masyarakat dapat ditekan.
Baca Juga: Potensi Hujan Sedang hingga Lebat, BMKG Imbau Warga Hindari Aktivitas di Wilayah Rawan Bencana
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV