Analisis Runtuhnya Kekuasaan PKS di Depok: Akhir Dominasi 20 Tahun
Rumah pemilu | 29 November 2024, 11:50 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Selama dua dekade terakhir PKS menguasai kepemimpinan Kota Depok. Daerah yang kerap dijuluki Kota Belimbing itu sudah dinilai sebagai basis massa terbesar PKS.
Namun, dalam Pilkada Serentak 2024 PKS diperkirakan tak bisa mempertahankan kekuasaan setelah jagoannya, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq, kalah melawan Supian Suri-Chandra Rahmansyah.
Berdasarkan hitung cepat yang dirilis oleh Lembaga Survei Indikator, pasangan Imam-Ririn hanya 46,21 persen. Sementara Supian-Supri 53,79 persen.
Baca Juga: KPU Jakarta Tegaskan Sirekap Bukan Penentu Hasil Rekapitulasi | SERIAL PILKADA
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Burhanuddin Muhtadi menyebut, kekalahan PKS dalam pesta demokrasi di Depok sudah terprediksi sebelumnya. Salah satu penyebabnya, yakni ketika PKS tak jadi mengusung Anies Baswedan dalam gelaran Pilkada Jakarta 2024.
"Kekalahan calon dari PKS di Depok sudah terdeteksi dalam survei prapemilu. Imam ini sebelumnya calon kuat di Depok. Tapi sejak Anies gagal dicalonkan PKS di Jakarta, banyak pendukung Anies yang mengalihkan suara ke calon rival PKS," kata Burhaduddin seperti dikuti dari akun X pribadinya @BurhanMuhtadi, Kamis (28/11/2024).
Ia mengatakan, pemilih Anies di Depok cukup besar, sehingga itu bisa menjadi modal untuk Supian mengalahkan Imam.
"Temuan survei prapemilu di Depok, 30% pemilih Anies di Pilpres 2024 mengaku akan memilih Supian Suri. Basis pemilih Anies di Depok 41% menurut data KPU. Lebih dari cukup mengantarkan kemenangan Supian karena selisih kemenangannya lawan Imam hanya 6 - 7 persen aja," katanya.
Sementara itu, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, Imam tak memiliki nilai jual tinggi untuk diusung menjadi calon wali kota.
"Jagoan yang diusung PKS tak marketable, itu artinya PKS krisis kader karena tak mampu persiapkan kader terbaik mereka untuk pertahankan basis mereka di Depok," kata Adi saat dihubungi.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV