Peringatan Dini BMKG, Waspada Kekeringan dan Karhutla di Beberapa Wilayah Indonesia
Peristiwa | 13 November 2024, 12:44 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait meningkatnya potensi kekeringan meteorologis dan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Indonesia pada awal November 2024.
Data terbaru menunjukkan adanya wilayah yang mengalami hari tanpa hujan (HTH) yang signifikan, dengan Jawa Timur sebagai salah satu wilayah terdampak paling parah. Di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Kejayan dan Sanganom, tercatat HTH terpanjang mencapai 149 hari, yang termasuk dalam kategori kekeringan ekstrem.
Selain itu, pantauan citra satelit BMKG mendeteksi beberapa titik panas di Nusa Tenggara Timur (NTT), mengindikasikan risiko karhutla yang tinggi di wilayah tersebut. Beberapa daerah lainnya dengan indeks kesesuaian iklim yang tinggi untuk karhutla pada bulan ini meliputi Sumatera Utara, Riau, dan sejumlah wilayah di NTT.
Baca Juga: BNPT Perkuat Transparansi Informasi Publik Melalui Uji Publik Monev Keterbukaan Informasi
"Update hingga dasarian I November 2024, Hari Tanpa Hujan (HTH) terlama terjadi di Kejayan dan Sanganom, Jawa Timur, yakni sebanyak 149 hari (kategori Panjang Ekstrem)."
"Sementara itu dari pantauan citra satelit, pada dasarian tersebut terdapat beberapa titik panas yakni di wilayah Nusa Tenggara Timur. Sementara itu berdasarkan parameter indeks kesesuaian iklim, pada bulan November 2024 beberapa wilayah di Sumatera Utara, Riau, dan NTT diprediksi mengalami karhutla dengan kategori resiko Tinggi," tulis BMKG melalui Instagram resminya, Rabu (13/11/2024).
Hingga saat ini, hanya 28 persen wilayah Indonesia yang telah memasuki musim hujan, sehingga banyak daerah masih rentan terhadap kekeringan dan kebakaran.
Pihak BMKG mengimbau masyarakat di wilayah yang rawan kekeringan dan karhutla untuk meningkatkan kewaspadaan serta mengambil langkah-langkah antisipatif berikut:
- Hindari pembukaan lahan dengan cara membakar.
- Jangan membuang puntung rokok sembarangan.
- Pastikan sumber api tidak ditinggalkan tanpa pengawasan.
- Pastikan instalasi listrik aman dan terhindar dari risiko korsleting.
- Sediakan alat pemadam api ringan (APAR) sebagai langkah pencegahan.
Selain itu BMKG berharap masyarakat dapat mematuhi imbauan ini guna meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul akibat kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan.
Baca Juga: Dampak Erupsi Lewotobi Laki-Laki, 22 Penerbangan Internasional Rute Bali Dibatalkan
Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada
Sumber : Instagram BMKG