Ada Kesan Angker, Tol Cipularang KM 92-100 yang Kerap Terjadi Kecelakaan Bakal Dievaluasi KNKT
Peristiwa | 12 November 2024, 20:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan menyelidiki penyebab Ruas Jalan Tol Cipularang menuju Jakarta sering terjadi kecelakaan, terutama pada kilometer (Km) 92 hingga 100.
Rencananya, KNKT akan bekerja sama dengan badan yang berwenang seperti Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk mengungkap penyebab jalur Tol Cipularang KM 92-100 sering memakan korban.
"Jadi kita juga karena KM 92-100 ini sering juga terjadi kecelakaan, rencananya juga kita ingin melakukan review bareng-bareng," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono kepada Kompas.tv, Selasa (12/11/2024).
Baca Juga: Soal Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, KNKT Selidiki Penyebab Sopir Tak Masuk Jalur Penyelamat
Ia menambahkan, evaluasi tersebut dilakukan guna mengurangi angka kecelakaan di jalur yang dikenal memiliki kesan angker tersebut.
"Untuk melihat lebih dekat lagi kira-kira apa yang perlu ditingkatkan lagi untuk mengurangi laju kecelakaan. Jadi ada hal itu juga selain kecelakaan ini (Tol Cipularang KM 92), kita juga ingin me-review karena kok sering ada kesan angker antara Km 90-100," ucapnya.
Sebagai informasi, insiden kecelakaan beruntun di Tol Cipularang yang terjadi di Km 92 pada Senin (11/11/2024) pukul 15.15 WIB itu melibatkan sebuah truk bermuatan berat yang diduga mengalami rem blong sehingga menabrak 17 unit kendaraan lain yang terdiri dari mobil dan mini bus.
Insiden tersebut terjadi di jalan menurun dalam kondisi diguyur hujan. Akibatnya, satu orang meninggal dunia dan 27 luka-luka akibat terimpit kendaraan yang ringsek.
Baca Juga: Tragedi Tol Cipularang, Hindari Kecelakaan dan Hati-Hati di Jalur Rawan Berikut Ini | SINAU
Kecelakaan maut di Tol Cipularang bukan kali pertama terjadi. Ruas jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang Kilometer 92 itu tercatat memiliki daftar panjang kecelakaan maut, terutama di jalur rawan antara Km 91 hingga Km 104.
Penulis : Dian Nita Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV