Waspada, Siklon Tropis Yinxing Sebabkan Potensi Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi 24 Jam ke Depan
Peristiwa | 7 November 2024, 07:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memonitor adanya Siklon Tropis Yinxing di sekitar Laut Filipina yang mempengaruhi dinamika cuaca di wilayah Indonesia seperti hujan sedang hingga lebat serta gelombang tinggi.
Melansir laman bmkg.go.id, Rabu (6/11/2024), Siklon Tropis Yinxing terpantau di Laut Filipina sebelah Timur Pulau Luzon, tepatnya di sekitar 18.2°LU 124.1°BT (sekitar 1660 km sebelah Utara Tahuna) dengan kecepatan angin maksimum 85 knot (155 km/jam) dan tekanan udara minimum 955 hPa bergerak ke arah Barat.
Kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Yinxing akan melemah dalam 24 jam ke depan namun masih dalam menjadi kategori 3. Siklon tropis ini bergerak ke arah Barat menuju perairan Laut Filipina sebelah utara Pulau Luzon, Filipina.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, BMKG: Bencana Mengintai Sepekan ke Depan, Waspada Banjir hingga Tanah Longsor
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan siklon tropis ini menyebabkan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah serta gelombang tinggi.
"Pertumbuhan Siklon Tropis ini dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Selain itu, pengaruh siklon ini juga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang laut antara 1,25 hingga 2,5 meter (kategori laut sedang) di wilayah Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera," kata Guswanto, Rabu.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik, Andri Ramdhani menambahkan berdasarkan pemantauan yang dilakukan BMKG diketahui bahwa fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga berdampak pada meningkatnya ketersediaan massa uap air basah dan memicu gangguan pola angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.
Baca Juga: Dampak La Nina 2025, BMKG Sebut Curah Hujan Meningkat Sebabkan Bencana Hidrometeorologi
Di saat bersamaan, kata dia, labilitas lokal yang kuat serta adanya pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di beberapa wilayah di Indonesia mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
"Maka dari itu, dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak ikutannya berupa bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV