Penyebab Suhu Panas di Berbagai Wilayah Indonesia, Begini Penjelasan BMKG
Peristiwa | 29 Oktober 2024, 16:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab suhu panas yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Di Bengkulu misalnya, suhu panas telah terjadi dalam beberapa hari belakangan ini.
Suhu tinggi ini diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan akibat kondisi atmosfer dan fenomena alam seperti siklon tropis.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai, Bengkulu, Anang Anwar, menjelaskan, fenomena ini disebabkan oleh adanya siklon tropis Trami dan Kong-rey yang bergerak di belahan bumi utara.
"Awan pada saat ini sangat sedikit yang diakibatkan angin tertarik ke belahan bumi utara sehingga matahari langsung keterima di permukaan bumi," jelas Anang di Kota Bengkulu, Selasa (29/10/2024), dikutip dari Antara.
Ia menambahkan, siklon tropis tersebut merupakan sistem tekanan rendah yang terbentuk di atas perairan tropis yang hangat, biasanya suhu permukaan laut di atas 26,5 derajat celsius.
"Diperkirakan suhu panas yang terjadi di wilayah Bengkulu terjadi sampai siklon tropis yang di belahan bumi utara selesai," imbuhnya.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 30-31 Oktober 2024, 13 Wilayah Ini Diprediksi Alami Dampak Hujan Lebat
Situasi serupa juga terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat, di mana suhu panas dilaporkan meningkat hingga 35,5 derajat celsius pada 21 dan 22 Oktober 2024.
Forecaster Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Rossian Nursiddiq Islamiardi, menjelaskan selain minimnya tutupan awan, kondisi ini diperparah oleh berkurangnya lahan hijau dan peningkatan polusi udara, yang menyebabkan efek rumah kaca semakin terasa.
Ditambah lagi, Kota Bogor merupakan wilayah zona satu musim sehingga tidak mengenal adanya musim hujan atau kemarau. Atau secara klimatologis, tidak ada perbedaan signifikan antara periode kemarau dan musim hujan.
“Suhu udara Kota Bogor ini akan mulai mereda saat hujan sudah mulai rutin turun. Berdasarkan kondisi atmosfer terkini, kami prakirakan potensi hujan mulai meningkat pada awal November nanti,” papar Rossian.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara