> >

Mengenal Bulan Bahasa dan Asal Usulnya, Yuk Lestarikan Berbahasa Cerdas

Humaniora | 29 Oktober 2024, 11:37 WIB
Seorang anak peserta pengibaran 79 bendera merah putih di Sungai Code, Yogyakarta (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tahukah Anda bahwa setiap bulan Oktober, Indonesia merayakannya sebagai bulan bahasa Indonesia? Mengapa bulan Oktober, bukan bulan lainnya? Bagaimana cara memperingati bulan bahasa dan sastra Indonesia dengan semestinya?

Barangkali memang peringatan bulan bahasa dan sastra Indonesia belum banyak diketahui bahkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.  Biasanya, kalangan akademisi, penggiat bahasa, pemerhati bahasa, serta orang-orang yang turut memfokuskan kegiatan dengan hal-hal kebahasaan saja yang mengetahuinya.

Alasan bulan Oktober dipilih sebagai bulan bahasa dan sastra merujuk pada sejarah bangsa. Pada bulan ini, tepatnya 28 Oktober yang diperingati sebagai Hari Sumpah pemuda, ditetapkan pula bahasa resmi yang akan digunakan untuk bermasyarakat, yakni bahasa Indonesia.

Baca Juga: Iran Eksekusi Warga AS yang Dituduh Jadi Mata-Mata Zionis, Disebut Pimpinan Organisasi Teroris

Sejak tahun 1980, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), secara konsisten mengembangkan kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang kemudian menjadi ikon perayaan yang berpusat pada setiap bulan Oktober yang kita sebut dengan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS).

BBS tahun ini dirayakan dengan mengusung tema “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas”. Dengan tema tersebut, seluruh elemen masyarakat diajak untuk merenungkan “kecerdasan berbahasa” para pejuang pergerakan Angkatan 1928 melalui berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan 

"Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra dilandasi oleh sebuah semangat dan kesadaran bahwa mengutamakan bahasa Indonesia, di samping melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing, merupakan tindakan untuk memperkuat bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan identitas nasional kita," ujar Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam Taklimat Media Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2024, di Jakarta, Sabtu (26/10) mengutip situs Kemdikbud. 

Bangsa Indonesia terbentuk dari beragam suku dan bahasa. Menurut Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berdasarkan Summer Institute of Linguistics menyebut jumlah bahasa di Indonesia sebanyak 719 bahasa daerah dan 707 di antaranya masih aktif dituturkan. Sementara itu, Unesco baru mencatatkan 143 bahasa daerah di Indonesia berdasarkan status vitalitas atau daya hidup bahasa.

Belum lagi dengan adanya pemakaian bahasa asing dalam keseharian, membuat bahasa yang digunakan di Indonesia semakin beragam.

Memiliki keragaman seharusnya membuat kita menjadi lebih paham mengenai arti dari persatuan. Bahasa Indonesia ini, contohnya, diciptakan untuk memelihara persatuan, menghubungkan setiap suku untuk dapat berkomunikasi dengan suku lain menggunakan bahasa yang sama, bahasa Indonesia. Kita harus percaya bahwa bahasalah yang meruntuhkan sekat-sekat perbedaan dan menjadikan kesatuan bangsa sebagai indentitas nasional kita.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU