> >

Dari Muhadjir ke Pratikno, Apa Kabar Revolusi Mental?

Peristiwa | 26 Oktober 2024, 06:00 WIB
Serah Terima Jabatan Menko PMK Muhadjir Effendi ke Pratikno. (Sumber: Kompas.TV -)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Revolusi Mental adalah salah satu program dari Presiden Jokowi saat memerintah selama 10 tahun. Program ini bahkan dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), yang pelaksanaannya ada di bawah Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Menko PMK kala itu, Muhadjir Effendi,  mengatakan, untuk menguatkan gaung GNRM, salah satu caranya dapat dilakukan dengan sinergi pada program pemerintah (kementerian/lembaga) yang sudah ada. Tidak perlu membuat program baru, cukup dengan program yang sudah ada, namun dirancang melibatkan masyarakat sehingga masyarakat sadar dan melaksanakan sendiri.

"Kampanye GNRM bisa nebeng program kementerian/lembaga yang sudah ada. Kita pilah yang relevan dengan lima program GNRM, yakni Indonesia Bersih, Tertib, Mandiri, Bersatu, dan Melayani," jelas Muhadjir, di Ruang Rapat Kemenko PMK pada Kamis 16 Februari 2023 lalu.

Baca Juga: Menko PMK Gelar Rapat Evaluasi PON Sore Ini, Undang Pemda, KONI hingga Menpora

Namun saat pergantian kabinet, nama Revolusi Mental tidak lagi terdengar. Saat serah terima jabatan dari Muhadjir ke Pratikno, Muhadjir menitipkan sejumlah pekerjaan rumah yang belum selesai, misalnya usulan Kemenko PMK untuk memajukan usia pendidikan dasar yang sebaiknya dimulai pada usia 6 tahun, bukan 7 tahun. Ini demi menyetarakan dengan indikator Programme for International Student Assessment (PISA) yang memulai menghitung anak SD mulai dari usia 6 tahun. 

Selain itu, Muhadjir juga menyampaikan bahwa upaya koordinasi sinkronisasi dan pengendalian oleh Kemenko PMK yang sudah tercapai antara lain Indeks Pembangunan Manusia atau IPM yang terus meningkat dari 71,92 poin pada 2019 menjadi 74,39 poin pada tahun 2023.

Angka tengkes turun dari 27,7 persen pada 2019 menjadi 21,5 persen pada 2023. Tingkat pengangguran di Indonesia juga telah berhasil ditekan dari 5,28 pada 2019 menjadi 4,82 persen pada 2024.

Selanjutnya, angka kemiskinan telah turun dari 9,41 persen pada 2019 menjadi 9,034 persen pada Maret 2024, serta kemiskinan ekstrem yang turun dari 2,7 persen pada 2019 menjadi 0,83 persen pada Maret 2024.

Baca Juga: Pimpin Kemenko Baru, Muhaimin: Kita Tak Butuh Banyak Staf, Terima Matang dari Sesmenko PMK

Pratikno pun tidak menyebut program yang dibanggakan Jokowi itu. ”Tugas saya adalah untuk melanjutkan. Tadi saya sudah belajar banyak dari beliau (Muhadjir). Kita akan menjalankan, mengembangkan, mengimplementasikan visi-misi Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Pak Gibran,” kata Pratikno.

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU