> >

Isi Teks Pidato Sidang Kabinet Paripurna Pertama Prabowo-Gibran

Humaniora | 24 Oktober 2024, 20:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto saat membacakan pengantar Sidang Kabinet Paripurna Perdana di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Sumber: Youtube/Sekretariat Kabinet RI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menggelar Sidang Kabinet Paripurna pertama pada Rabu (23/10/2024) di Istana Presiden, Jakarta. Sidang bersejarah ini menandai langkah awal koordinasi pemerintahan baru di bawah kepemimpinannya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Sidang Kabinet Paripurna pertama ini dihadiri oleh seluruh menteri yang baru dilantik dalam jajaran Kabinet Merah Putih. 

Selain jajaran menteri, sidang tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara. Di antaranya Menteri Koordinator yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, para Ketua Badan, Panglima TNI, Kapolri, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Pertemuan ini dilaksanakan dua hari setelah pelantikan kabinet, yang dilaksanakan pada Senin (21/10).

Berikut adalah isi teks sidang kabinet paripurna pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka 2024-2029.

Baca Juga: [FULL] Komentar Tenaga Ahli & Pakar soal Pembekalan Kabinet Merah Putih Prabowo di Akmil Magelang

Isi Teks Pidato Sidang Kabinet Paripurna Pertama Prabowo-Gibran

Pidato bisa disaksikan di tautan ini.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang, salam sejahtera bagi kita sekalian. Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, rahayu rahayu.

Saudara-saudara sekalian, para anggota Kabinet Merah Putih yang saya hormati dan saya banggakan Wakil Presiden.

Yang saya hormati, para Menko, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, para Ketua Badan, Panglima TNI, Kapolri yang saya hormati, Kepala BIN.

Saudara-saudara sekalian sekarang saya kira adalah suatu momen bersejarah. Ini adalah sidang Kabinet Paripurna pertama yang saya pimpin. Kabinet yang kita sepakati, kita beri nama Kabinet Merah Putih untuk menjadi suatu simbol persatuan, simbol kebersamaan, simbol kebangsaan.

Saya terus menerus sudah beberapa tahun ini, maju ke hadapan rakyat Indonesia, kepada semua pemimpin politik, pemimpin masyarakat, pemimpin agama, pemimpin pengusaha, saya terus menerus menekankan pentingnya persatuan.

Sumber kunci keberhasilan kebangkitan suatu bangsa dalam sejarah manusia berabad-abad kuncinya adalah bila elit-nya bisa kerjasama, bila elit-nya bersatu, persatuan ini artinya adalah kita bisa sepakati mana adalah kepentingan nasional yang inti. Mana adalah kepentingan nasional yang vital bagi kelangsungan hidup bangsa kita.

Kita masing-masing punya kepentingan, politik masing-masing. Kita masing-masing punya kepentingan kelompok masing-masing. Tapi manakala kita sudah bicara tentang bangsa dan negara kita harus sepakati kepentingan nasional yang vital.

Saya meyakini bahwa kepentingan nasional vital kita, tentunya harus kita sepakati adalah kemerdekaan dan keutuhan NKRI. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan untuk menjamin keutuhan dan kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia kita harus dengan andal, dengan cerdik, dengan pandai, bisa menjaga dan mengelola kekayaan bangsa kita.

Hanya apabila kita bisa menjaga dan mengelola dengan baik, semua kekayaan kita, hanya dengan demikian kita bisa memberi pelayanan kepada rakyat kita. Kita bisa memberi kebutuhan hidup rakyat kita, kita bisa membayar segala keperluan suatu negara modern.

Dan di antaranya tentunya adalah menjamin kedaulatan bangsa. Saya ingatkan saudara sekalian jangan sampai kita lupa dengan Undang-Undang Dasar kita sendiri, Undang-Undang Dasar 1945, yang jelas dalam pembukaannya tertera tujuan-tujuan nasional kita.

Di mana tujuan-tujuan nasional kita sangat jelas oleh pendiri-pendiri bangsa kita, tujuan pertamanya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, ini tujuan nasional yang pertama untuk kita survive.

Karena itu kita perlu memikirkan, apakah kita sudah cocok atau tidak investasi kita kepada pertahanan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Momen Wapres Gibran Sapa Warga Saat Tiba di Akmil Magelang

Kedua tentunya memajukan kesejahteraan umum. Saya katakan berkali-kali bahwa negara yang merdeka rakyatnya harus merasakan kemerdekaan. Janganlah kita bangga menjadi anggota G20, kalau rakyat kita masih banyak yang miskin masih banyak yang lapar.

Mencerdaskan kehidupan bangsa mutlak, pendidikan bagi kita adalah prioritas yang sangat tinggi.

Saya kira ini terlihat komitmen kita kepada pendidikan, kalau tidak salah alokasi kita dalam anggaran 2025 untuk pendidikan salah satu tertinggi, mungkin selama sejarah kita, untuk pertama kali kita sudah 25 persen, 20 persen.

Jadi masalah pendidikan yang pertama, ya tentunya tujuan nasional keempat kita juga hadir dalam pergolakan ataupun interaksi dunia, di mana kita harus selalu membela kemerdekaan bangsa-bangsa. Dan karena itu mau tidak mau Indonesia harus kuat.

Saudara-saudara sekalian dalam hal ini semua ada beberapa penekanan dari saya.

Saya paham bahwa kita baru, baru dilantik. Saya saja baru tiga hari, saudara-saudara baru dua hari dilantik. Dan saudara-saudara saya persilahkan secepat mungkin, terutama bagi menteri-menteri yang baru, silahkan konsolidasi sendiri, mengatur sendiri secepat mungkin. Administrasi saudara dan tim saudara di kementerian dan badan masing-masing.

Penyusunan tim sangat penting, tim yang baik, tim yang bisa kerja sama akan memudahkan kita mencapai target-target yang kita tentukan.

Saudara-saudara saya sangat mengutamakan kerjasama sebagai tim. Untuk itu, dalam waktu dekat saya akan mengajak saudara-saudara ke Magelang, di mana kita akan melaksanakan beberapa hari menambah pembekalan.

Kemudian kita akan adakan koordinasi-koordinasi di tempat di Magelang, Jawa Tengah di kawasan Akademi Militer.

Hal itu saya nilai, bahwa akan membawa banyak manfaat karena sesungguhnya lahirnya Republik kita memang proklamasi di Jakarta, tetapi ujian proklamasi berada di daerah-daerah.

Baca Juga: Tujuan Pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang, Pakar: Prabowo Bangun 'Trust' ke Publik

Di mana pejuang-pejuang kita, melaksanakan perebutan kemerdekaan secara fisik. Dan daerah Magelang merupakan suatu sentra perlawanan kita terhadap penjajah, mulai ratusan tahun, dikenal sebagai daerah perjuangan Pangeran Diponegoro di antara lima gunung. Itu saya kira cukup membawa suatu aura tradisi keberanian, tradisi heroisme, tradisi cinta Tanah Air.

Saudara-saudara sekalian jumlah anggota kabinet kita sebanyak 48 menteri, juga ada badan-badan yang sangat strategis, ini memang lebih banyak dari pemerintah-pemerintah sebelumnya.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU