Cerita Swasembada Pangan Dua Presiden: Soeharto Sebut Kerja Raksasa, Prabowo dalam Tempo Singkat
Peristiwa | 23 Oktober 2024, 10:22 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu isi pidato Presiden Soeharto saat pelantikan di Kompleks Parlemen, Minggu (20/10/2024) adalah swasembada pangan dan energi. Dengan berapi-api, Prabowo yang pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu, mengatakan bahwa swasembada pangan dan energi akan diusahakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
“Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar,” katanya.
Prabowo menyampaikan bahwa dalam situasi krisis global, negara-negara lain akan mengutamakan kepentingan domestiknya. Untuk itu, Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.
“Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” ujarnya.
Baca Juga: Jadi Ketua Komisi IV DPR, Titiek Soeharto Bakal Percepat Swasembada Pangan
Dalam urusan swasembada pangan, Prabowo juga menekankan pentingnya digital dalam distribusi subsidi yang tepat sasaran, terutama untuk masyarakat yang masih dalam kondisi kesulitan ekonomi.
"Dengan teknologi digital kita akan mampu sampai subsidi itu ke setiap keluarga yang membutuhkan. Tidak boleh aliran-aliran bantuan itu tidak sampai ke mereka yang membutuhkan,” ucapnya.
Di zaman Orde Baru, swasembada pangan pernah diraih ketika Soeharto jadi presiden. Bahkan pada 14 November 1985, lembaga pangan dunia (FAO) memberikan penghargaan atas usaha swasembada itu.
Kala itu Direktur Jenderal FAO, Dr Edward Saoma, memberikan penghormatan khusus kepada Presiden Soeharto atas prestasi yang dicapai Indonesia. Menurutnya, Presiden Soeharto secara pribadi berjasa dalam menyusun kebijakan sehingga Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan.
Pak Harto dalam pidatonya mengatakan, "Kami dapat dikatakan mencapai keberhasilan, maka hal itu merupakan kerja raksasa dari suatu bangsa secara keseluruhan," katanya dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988 ” (Penerbit PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003)
Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV