> >

Presiden Prabowo Batal Hadir, Apel Hari Santri 2024 Dipimpin Menag Nasaruddin Umar

Peristiwa | 22 Oktober 2024, 10:53 WIB
Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin apel Hari Santri 2024 di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, hari ini, Selasa (22/10/2024). (Sumber: Youtube Kementerian Agama)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memimpin apel Hari Santri 2024 yang digelar di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, hari ini, Selasa (22/10/2024).

Nasaruddin mengatakan Apel Hari Santri 2024 awalnya direncanakan akan dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Kendati demikian, Prabowo tidak bisa hadir lantaran ada agenda pelantikan.

"Pertama-tama, saya ingin menyampaikan salam hangat Presiden Republik Indonesia kepada para santri, santriwati, para pimpinan pondok, para pengelola pondok pesantren yayasan, dan lembaga. Sesungguhnya beliau sangat sangat ingin bertemu dengan bapak-ibu, anak-anakku para santri sekalian," kata Menag Nasaruddin.

"Berhubung karena seperti kita tahu bahwa beliau baru saja dilantik sebetulnya dan hari ini juga ada agenda yang sangat penting masih rangkaian pelantikan sehingga tidak sempat menyapa dan sekaligus bermuajahah dengan bapak-bapak, ibu-ibu, para kyai, para syekh dan anak-anaku para santri. Beliau menyampaikan salam."

Baca Juga: Sejarah Hari Santri 2024, Mengapa Diperingati Setiap 22 Oktober?

"Insyaallah pada bapak presiden sangat respek dan sangat sadar akan sejarah dan peranan pondok pesantren di Indonesia. Maka itu, saya diminta selaku pembantunya selaku Menteri Agama Republik Indonesia untuk menyampaikan pesan-pesan," lanjutnya.

Menag menyampaikan, Hari Santri 2024 tidak hanya diperingati untuk mengenang, namun juga meneladani para santri yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Sejarah telah mencatat bahwa kaum santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah. Salah satu bukti perlawanan santri terhadap para penjajah adalah peristiwa resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober tahun 1945 yang dimaklumatkan oleh Hadratussyaikh Kiai Haji Hasyim Asy'ari," ungkapnya.

Pada zaman sekarang ini, sambung Nasaruddin, seorang santri mempunyai tugas untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

"Jika para pendahulu berjuang melawan penjajah dengan angkat senjata maka santri saat ini berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan angka dan pena," tuturnya.

Penulis : Dian Nita Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU