> >

Menteri Era Jokowi Masuk Kabinet Prabowo, Pengamat Sebut Simbol Keberlanjutan

Politik | 18 Oktober 2024, 18:20 WIB
Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka bersama para calon menteri dalam acara pembekalan di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Surokim Abdussalam menyebut masuknya menteri-menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kabinet pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka sebagai simbol keberlanjutan pemerintahan. 

Menurutnya, alasan Prabowo kembali merekrut menteri-menteri era Jokowi karena telah terbiasa berinteraksi dengan mereka. Selain itu, sebagai bentuk komitmen Prabowo untuk melanjutkan program-program Jokowi. 

“Banyaknya kabinet Pak Jokowi yang masuk ke kabinetnya Pak Prabowo saat ini ya pertimbangan keberlanjutan itu menjadi dominan. Pak Prabowo tentu sudah mengenal lebih dekat selama ini kan sudah bekerja sama 5 tahun di kabinet, dan kalau kemudian hampir separuh atau 16 itu kan besar sekali itu untuk sustainability atau keberlanjutan,” kata Surokim, Jumat (18/10/2024), seperti dikutip dari Tribunnews.com

Baca Juga: Kode Ada 46 Kementerian di Kabinet Prabowo, JK: Itu Hak Prerogatif, Kita Evaluasi Setahun Kemudian

Selain itu, kata dia, Prabowo seperti ingin langsung tancap gas usai nanti resmi menjabat sebagai Kepala Negara. 

“Ya tentu kalau dilihat dari itu, Pak Prabowo sih pengennya proses adaptasinya tidak terlalu lama, sehingga bisa langsung ngegas karena kan sudah berpengalaman menteri-menterinya di kabinet yang kemarin,” katanya.

Surokim mengatakan yang menjadi sorotan publik ialah Prabowo mempertahankan menteri-menteri bidang ekonomi terdahulu seperti calon Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang dibantu dua wakil calon Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono. Ada juga Airlangga Hartarto dan Bahlil Lahadalia.

Baca Juga: Keberlanjutan, Ini Daftar 17 Menteri Jokowi yang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

“Situasi sekarang ini, kan, situasi yang orang bilang tingkat kompleksitasnya tinggi, uncertain-nya tinggi, kemudian tim ekonomi lama ini dianggap sudah mengenal betul medan laganya, kan tidak mudah membaca pasar itu dengan tokoh-tokoh baru,” katanya.

Surokim menilai tim ekonomi tersebut dianggap berhasil membawa pertumbuhan ekonomi secara positif, meskipun sempat diguncang pandemi Covid-19 tapi tetap tumbuh positif di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, Tribunnews.com


TERBARU