> >

Jakarta Pasca G30S 1965: Poster Ganyang PKI Bertebaran, "Pemuda Rakyat" Coba Bunuh Diri

Peristiwa | 2 Oktober 2024, 20:00 WIB
Kantor pusat PKI di Jakarta, pada 8 Oktober 1965, hancur lebur oleh amukan massa, menyusul peristiwa G30S. (Sumber: Getty Images)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Setelah peristiwa Gerakan 30 September yang terjadi pada 1965, situasi Kota Jakarta cukup mencekam. Rakyat yang marah memasang berbagai plakat yang mengecam aksi Partai Komunis Indonesia (PKI) itu.

Mereka meminta agar "mengganyang" ormas dan tokoh-tokoh partai berlambang palu arit itu, yang telah menewaskan tujuh jenderal. 

Mengutip koran Berita Yudha yang terbit pada 9 Oktober 1965, situasi masyarakat digambarkan dengan cukup detil, termasuk  ditemukannya seorang pemuda dari Pemuda Rakyat yang berafiliasi dengan PKI, yang mencoba bunuh diri. Namun ia segera ketahuan, dan langsung diamankan aparat. 

Baca Juga: Kesaksian Anak Jenderal Korban G30S saat Peristiwa 1965: PKI Berjaya, Kondisi Ekonomi Sangat Buruk

Berita itu tercantum dalam buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam  Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 146-147, dikutip sesuai dengan ejaan aslinya: 

Djakarta, Berita Yudha

Seorang dari Pemuda Rakjat, jang telah diamankan karena terlibat langsung dalam aksi kontra revolusi G 30 S dan merasa dirinja orang penting telah mentjoba bunuh diri. la mentjoba gantung diri dengan ikat pinggang. Sajangnja ketahuan, sehingga tidak sempat mati. Supaja tidak mengulangi kebiasaannja ngiket lehernja sendiri. Si anggota PR itu sekarang didalam tahanan hanja diperkenankan memakai pakaian jang minim.

Sedjak beberapa hari jl. Ibukota Djakarta Raya banjak terdjadi penempelan2 plakat dan poster jang isinja mengganjang PKI dan segala ormas2nja serta tokoh2nja, karena terbukti mendjadi dalang dalam petualangan kontra revolusi G 30 S. Penempelan itu diikuti pula dengan tjorat-tjoret jang sama. Kalau mengingat, bahwa sebelum terbuka kedoknja PKI ialah djago didalam perbuatan2 seperti ini, maka ini namanja bukan sendjata makan tuan tetapi PKI ketempelan atau PKI ketjoretan.

Melihat tjorat-tjoret di djalan2, tembok, pagar sudah biasa bagi warga Ibukota jang revolusioner ini. Betapapun seremnja. Tetapi djarang orang tahu kapan tjorat-tjoret itu dibuat.

Lain lagi kemarin jang disaksikan wartawan Yudha. Sore2 djam 15.00 sewaktu pulang kantor melihat 2 orang sedang mengerdjakan sesuatu dipagar papan jang menutup bekas Kedutaan Inggris didepan H.I.

Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU