> >

Pertamina Bantah Kemenko Marves soal BBM Pertamax Dianggap Kotor

Peristiwa | 18 September 2024, 16:34 WIB
Pertamina akan meluncurkan jenis BBM baru dalam waktu dekat. Yakni BBM campuran Pertamax dengan etanol 5 persen. (Sumber: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

JAKARTA, KOMPAS.TV - PT Pertamina Patra Niaga melalui Corporate Secretary Heppy Wulansari membantah pernyataan terkait Pertamax yang mengandung sulfur tinggi dan termasuk dalam kategori BBM kotor. Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas klaim yang disampaikan oleh pihak Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Heppy menegaskan bahwa kandungan sulfur pada Pertamax telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Migas.

"Spesifikasi Pertamax sesuai dengan ketentuan dari Migas, di mana untuk RON 92 batas maksimum kandungan sulfur adalah maksimal 400 ppm (part per million)," jelas Heppy dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/9/2024).

Lebih lanjut, Heppy menyatakan bahwa kandungan sulfur Pertamax masih jauh di bawah batas maksimum 400 ppm. Ia juga menambahkan bahwa Pertamax telah melalui pengujian oleh Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) di bawah naungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Kontroversi ini bermula dari pernyataan Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, yang menyebutkan bahwa standar sulfur internasional untuk BBM saat ini adalah 50 ppm atau lebih rendah.

Rachmat mengklaim bahwa hampir seluruh BBM yang disediakan Pertamina, termasuk Pertamax 92, belum memenuhi standar sulfur 50 ppm tersebut.

Baca Juga: Polresta Bandar Lampung Tangkap Sindikat Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax!

Dalam paparannya, Rachmat memberikan contoh bahwa kandungan sulfur BBM Pertalite mencapai 500 ppm, jauh di atas standar internasional. Bahkan Pertamax 92 pun masih berada di angka 400 ppm.

Menanggapi hal ini, Kemenko Marves mendesak Pertamina untuk melakukan perubahan spesifikasi BBM di pasaran menjadi rendah sulfur berstandar Euro IV. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan kualitas BBM demi kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

"Hari ini, BBM yang disediakan Pertamina memang hampir seluruhnya belum memenuhi sulfur 50 ppm. Karena itu, kita merasa penting dan urgent untuk pemerintah mendukung Pertamina agar bisa menyediakan BBM lebih berkualitas," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/9).

Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU