Pidato SBY di HUT Demokrat: akan Kacau Negara jika Matahari Lebih dari Satu, Terlalu Panas
Politik | 9 September 2024, 23:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bahwa hanya boleh ada satu 'matahari' dalam negara atau institusi. Hal tersebut disampaikan SBY saat berpidato dalam acara HUT ke-23 Partai Demokrat di kantor partai tersebut di Jakarta, Senin (9/9/2024).
Kepada kader Demokrat, SBY pun menekankan hanya ada satu 'matahari' atau pemimpin, yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
SBY pun menilai kepemimpinan yang tidak tunggal akan menimbulkan kekacauan.
Baca Juga: Diisukan Jadi Menteri Lagi, AHY Akui Sudah Berkomunikasi ke Prabowo: Siap Ditempatkan di Mana Saja
"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada dalam alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi, sama denga Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," kata SBY, Senin (9/9).
"Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah institusi, termasuk partai politik, kalau mataharinya banyak. Bisa dibayangkan, makin panas karena matahari satu sudah panas, kalau ada dua atau tiga bagaimana?"
SBY pun mengatakan Partai Demokrat telah melalui periode penuh tantangan selama 10 tahun terakhir. Presiden keenam RI tersebut menyatakan bahwa ada pihak yang tidak ingin Demokrat bergabung ke pemerintahan.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu pun mengingatkan para kader soal upaya pengambilalihan Partai Demokrat pada 2021 silam. Waktu itu, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk merebut kepemimpinan Partai Demokrat dari AHY.
"Ada prahara yang luar biasa, yang kalau Tuhan dan sejarah tidak bersama kita, kita tidak berada di tempat ini hari ini, termasuk saya yang menggagas dan membentuk berdirinya Partai Demokrat, kita akan gone entah ke mana," ungkap SBY, dikutip dari Kompas.com.
“Ada yang gamblang di mata kita kejadian itu, bakal diambil alihnya pimpinan dan partai ini. Ada yang masih misterius, hanya Tuhan yang tahu."
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV