> >

Pengamat Analisis Anies Bersama PDIP: Jadi Kekuatan Cukup Unik, tapi Bisa Juga Bunuh Diri

Peristiwa | 26 Agustus 2024, 10:22 WIB
Pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Anies Baswedan akan mengalami politik bunuh diri di PIklada Jakarta jika tidak bisa mengelola cara pandang loyalisnya dalam proses penyatuan.

Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam dalam dialog di Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (28/8/2024).

“Kalau tidak terkelola dengan baik, tidak terkomunikasikan dengan baik, bisa jadi politik bunuh diri karena perbedaan yang tidak terkelola tadi. Nah semuanya akan bergantung pada proses komunikasi antara Anies Baswedan dengan PDIP,” ucap Umam.

Umam lebih lanjut mengatakan, berbeda jika misalnya Anies dan PDIP mengelola sekat-sekat perbedaan. Tentu saja, kata Umam, bergabungnya Anies Baswedan Bersama PDIP tentu saja akan menjadi kekuatan yang cukup unik.

Baca Juga: Wakil Ketua Baleg DPR Bantah Bayar Buzzer terkait Revisi UU Pilkada: Buktinya Saya Diserang

“Kalau misal kemudian Anies Baswedan bersama PDI Perjuangan bergabung menjadi satu, tentu ini akan menjadi kekuatan yang cukup unik, karena bagaimana pun juga ini akan meleburkan sekat-sekat perbedaan tadi itu, ada narasi rekonsiliasi ideologis yang kemudian bisa diciptakan,” ujarnya.

“Tetapi juga di saat yang sama, kita mencermati Anies Baswedan sendiri punya memiliki basis pemilih yang loyal yang overlap dengan PKS, basisnya tentu tidak jauh dari Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat. Sementara PDIP sendiri memiliki basis kekuatan yang cukup mengakar termausk Jakarta Utara, Jakarta Barat, jadi secara elektoral saling mengisi,” tambah Umam.

Baca Juga: Respons Menkumham Soal Isu Presiden Jokowi Akan Keluarkan Perppu Pilkada: Terlalu Didramatisir

Sebelumnya dalam Pilkada Jakarta, Anies Baswedan sempat mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti halnya Partai Keadilan Sejahtera, Partai NasDem, dan PKB. Namun ketiga partai tersebut mundur dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Ridwan Kamil dan Suswono di Pilkada Jakarta. Di sisi lain PDI Perjuangan, sebagai pemenang kedua Pileg 2024 juga ditinggalkan sendiri pada Pilkada Jakarta.

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU