Komnas HAM Terima Pengaduan Penyiksaan Hampir Seluruh Wilayah Indonesia, Sebagian Besar oleh Polisi
Peristiwa | 27 Juni 2024, 12:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerima pengaduan penyiksaan dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh anggota Komnas HAM Anis Hidayah dalam acara diksusi memperingati Hari Anti-Penyiksaan Internasional, di Jakarta, Rabu (26/6/2024) dikutip dari laman amnesty.id.
Data pengaduan Komnas HAM terkait kasus penyiksaan periode 1 Januari 2020 – 24 Juni 2024 mengungkapkan terdapat 282 kasus dengan pihak teradu atau diadukan sebagian besar adalah Polri (176), TNI (15), lapas (10), lembaga peradilan (1), lembaga negara (non-kementerian) (4), dan pemerintah pusat (Kementerian) (3).
“Klasifikasi kasus yang paling sering disampaikan adalah kekerasan oleh aparat, baik dalam bentuk interogasi dengan penyiksaan, penggusuran/relokasi, kekerasan pada tahanan, begitu pula pembunuhan atau penganiayaan oleh aparat, pemeriksaan terhadap pelapor dan/saksi disertai intimidasi dan perlakuan tidak manusiawi, maupun penangkapan dengan penggunaan senjata api secara berlebihan,” kata Anis.
Baca Juga: Hotman Paris Komentari CCTV Viral soal Dugaan Penyiksaan Vina dan Eky
Pada acara yang sama, Amnesty International Indonesia mengungkapkan bahwa penyiksaan atas warga sipil oleh aparat keamanan dan penegak hukum kian meningkat dalam tiga tahun terakhir, dan ironisnya didominasi anggota Kepolisian RI.
Bahkan, Amnesty mencatat terus bertambahnya jumlah penyiksaan oleh aparat penegak hukum dalam tiga tahun terakhir.
“Periode 2021-2022 terdapat setidaknya 15 kasus dengan 25 korban, lalu periode 2022-2023 naik menjadi setidaknya 16 kasus dengan 26 korban. Bahkan pada periode 2023-2024 melonjak menjadi setidaknya 30 kasus dengan 49 korban,” kata Deputi Direktur Amnesty International Indonesia, Wirya Adiwena.
Dalam diskusi tersebut juga disampaikan data dugaan penyiksaan polisi terhadap beberapa anak di Kota Padang, Sumatra Barat, dengan dalih melakukan penertiban wilayah dari aksi tawuran. Insiden tersebut menyebabkan salah satu dari mereka meninggal dunia, yaitu remaja berinisial AM (13).
Baca Juga: Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Alami Trauma Berat: Masih Ingat Luka-Penyiksaan yang Dialami Vina
Direktur LBH Padang Indira Suryani mengungkapkan bahwa AM ditemukan meninggal di bawah Jembatan Batang Kuranji, Padang, dengan bekas luka-luka kekerasan.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV