Tapera Jangan seperti Asabri (I): Cerita Panglima TNI Dibikin Jengkel
Humaniora | 1 Juni 2024, 05:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Penolakan terhadap Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera yang diluncurkan pemerintah, menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Pasalnya, ada iuran wajib bagi pekerja baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun swasta dan pegawai mandiri sebesar 3 persen, yang dipotong setiap bulan, dan mulai berlaku pada 2027 mendatang.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun harus turun tangan menjelaskan. Mantan Panglima TNI itu menjamin pengelolaan dana Tapera akan transparan. Dia pun mengatakan Tapera tidak akan berakhir seperti Asabri.
“Ini saya ingin sampaikan pada teman-teman, jangan sampai terjadi seperti Asabri. Asabri waktu saya jadi Panglima TNI, saya menyentuh saja nggak bisa, menempatkan orang saja nggak bisa,” kata dia, Jumat (31/5/2024), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Baca Juga: Kemenaker Akui Pemerintah Belum Sosialisasikan Tapera secara Masif
Sampai-sampai, aku Moeldoko, sebagai Panglima TNI yang membawahi sekitar 500 ribu prajurit, dirinya dibuat jengkel hingga ia meminta pihak Asabri melakukan presentasi.
“Tolong saya minta dipresentasikan, ini uang prajurit saya masa saya nggak tahu, bagaimana sih,” katanya mengenang saat menjadi Panglima TNI 2013-2015.
“Bayangkan, Panglima TNI punya anggota 500 ribu prajurit, nggak boleh nyentuh Asabri, akhirnya kejadian seperti kemarin, kita nggak ngerti,” tambahnya.
Moeldoko kemudian menjelaskan, pengelolaan Tapera akan dilaksanakan secara lebih transparan dan akuntabel. Sebab, kata dia, pengawasan terhadap Tapera akan melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pengawas internal.
Moeldoko berharap masyarakat memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk bekerja memikirkan cara yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan rumah rakyat.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV